LANGKAH Yusuf Maulana (15th) terhenti di depan dua orang ibu Pengurus “Pewirta”-Pengajian Wanita Rungkut Barata di serambi selatan Masjid Al Muslimun, Rungkut Barata Surabaya, Minggu sore (28/5/2017). Murid Madrasah Tsanawiyah itu diminta maju ke depan karena berhasil menjawab pertanyaan.
Setiap akhir pekan selama bulan Ramadhan pengurus Pewirta mengadakan buka bersama dengan anak yatim atau dengan anak-anak penghuni panti asuhan. Sekitar 30-an anak yatim pria dan wanita yang diundang pada umumnya warga masyarakat sekitar Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Sedangkan panti asuhan, ditunjuk secara bergantian oleh pengurus Pewirta yang bertugas.
Kegiatan ini sudah menjadi “tradisi” bagi Pewirta. Pelaksanaannya bekerjasama dengan Yayasan Masjid Al Muslimun yang didukung oleh Remaja Masjid, Biro Pembinaan Generasi Muda, serta melibatkan warga melalui koordinator Pewirta yang ada di setiap RT. Kegiatan tersebut menandakan bahwa seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) masjid Al Muslimun hadir di tengah masyarakat.
Di luar agenda buka puasa bersama dengan anak yatim atau anak panti asuhan, selama bulan Ramadhan ibu-ibu Pewirta menyiapkan jajanan sebagai pembatal puasa (takjil). Sejak tahun lalu, Biro Pemuda Masjid Al Muslimun menyediakan nasi bungkus sebanyak 350-400 per hari yang dibagikan setekah shalat Maghrib. Menjelang berakhir Ramadhan kesibukan semakin bertambah dengan sajian makan sahur bagi jamaah iktikaf pada sepuluh malam hari terakhir.
Anak Yatim
Suasana buka puasa bersama sungguh menyenangkan. Sambil menunggu datangnya waktu berbuka, anak anak yatim didampingi beberapa ibu pengurus Pewirta yang bertugas memandu acara. Pertanyaan-pertanyaan sederhana dimunculkan sebagai sarana melatih keberanian tampil di depan umum. Kepada anak-anak juga diberikan beragam permainan atau game untuk mengasah ketrampilan, sekaligus menambah wawasan.
“Siapa ingat, surat apa yang dibaca imam sewaktu memimpin shalat subuh?”
Yusuf Maulana mengangkat tangan. Ketika diminta maju ke depan, Yusuf tidak sekadar ingat, namun dia pun sanggup melantunkan ayat dimaksud. Sebagai bentuk apresiasi, Yusuf mendapat “bonus” tambahan karena dapat tampil secara baik.
Suasana menjelang berbuka itu mendadak heboh, ketika Yusuf Maulana menjawab ustadzah pembimbing yang menanyakan, apa kelak cita-citanya jika sudah dewasa.