Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tua dan Muda Menjadi Spirit Bangsa

13 Agustus 2022   14:25 Diperbarui: 13 Agustus 2022   15:04 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi Tresna, Effendi, Sukiyantoyo dam Rochman (duduk) -DokPri

Tidak terasa negara Indonesia, bakal memasuki tahun ke-77 masa kemerdekaan. Memaknai kemerdekaan bisa lewat berbagai aspek, salah satunya merdeka dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran.

Masa pensiun merupakan masa di mana waktu istirahat dari kesibukan bekerja. Kenyamanan itu ternyata tidak berlaku bagi warga pensiunan di RT 07 RW III Rungkut Barata, Surabaya.

Mereka berkolaborasi dengan kalangan milenial (baca: anak muda) memperbaiki sarana, mulai dari memperbaiki lapangan yang terkelupas hingga mengecat ulang pinggiran selokan.

Namun sekelompok warga itu harus berkompromi dalam urusan waktu. Tidak serta merta pekerjaan tersebut harus segera selesai. Pagi hari, hanya berjalan 2 jam. Sekitar pukul 07.00 wib mulai "bekerja", dan pada pukul 09.00 wib sudah berakhir.

Dilanjutkan sore hari. Dimulai pukul 16.00 wib hingga pukul 17.30 wib sudah berhenti.

Perbaikan selokan (DokPri)
Perbaikan selokan (DokPri)

"Alon-alon asal kelakon (pelan-pelan yang penting pekerjaan bisa selesai)," tutur Sukiyantoyo, salah seorang pelopor kegiatan mandiri itu.

Menurut H. Sukiyantoyo, upaya mempercantik sarana warga perumahan bukan tujuan utama. Yang terpenting, ada cara untuk tidak sekadar berdiam diri sehingga lingkungan menjadi lebih kreatif.

Lantas, darimana dana untuk membeli kebutuhan cat, semen, pasir?

“Jangan kuatir, banyak warga yang memberikan dukungan biaya,” jelas Sukiyantoyo

Gerakan Sukiyantoyo dan kawan-kawan dikuti juga warga di gang yang lain. Upaya menjadi lebih baik ternyata bisa menular.

"Ibu-ibu silakan beli cat, nanti saya yang akan menyelesaikan semua," tambah H. Abi Seputro, warga gang di sebelah.

Ujaran H Abi Seputro (71) itu bukan senda gurau. Di tengah usahanya mengecat pembatas selokan, aktivis Masjid Al Muslimun ini beberapa kali istirahat.

"Lha, piye maneh. Sikilku suwe-suwe yo keju (gimana lagi, kaki saya lama-lama terasa ngilu)," katanya suatu hari.

H. Abi Sputro 
H. Abi Sputro 

Milenial

Di lain pihak, generasi milenial warga RT 07 RW III Rungkut Barata ikut melakukan hal serupa: gotong royong memperbaiki sarana kampung. Mereka juga mandiri. Suka rela memperbaiki lapangan.

"Beres Om, kami akan perbaiki apa saja yang dirasa kurang. Tujuh belasan harus meriah," celetuk seorang remaja. Tujuh belasan adalah istilah untuk merayakan Kemerdekaan Indonesia.

Karangtaruna Rungkut Barata RT 07/RWIII (DokPri)
Karangtaruna Rungkut Barata RT 07/RWIII (DokPri)

Berkegiatan sosial, baik di usia tua dan muda bukan hal mudah. Butuh kesadaran tinggi. Menyumbangkan tenaga dan pikiran bisa memberikan aliran pahala. Pilihan itu tidak keliru. Semoga banyak yang meniru.

Melalui kegiatan swadaya mandiri: tua dan muda menjadi spirit bangsa.

Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun