Hari Rabu (14/7/2021) pukul 16:00 WIB. Sebagian murid tahun ajaran baru Sekolah Menengah Kejuruan -SMK- Dr. Soetomo berada di pinggir jala Raya Sememi, Surabaya.
Mereka membawa lapak bertuliskan: NASI GRATIS SMEKDORS x TRIBUN KIDUL Siapapun Boleh Mengambil Siapapun Boleh Mengisi. Di atas lapak tersebut puluhan nasi bungkus tertata rapi. Lengkap dengan minuman dalam kemasan.
Tak lama berselang mereka menyeberang. Membagi-bagikan nasi bungkus kepada pengendara yang melintasi jalan di kawasan barat Kota Surabaya itu. Stok nasi cukup banyak. Terus datang silih berganti kiriman para donator.
Di tengah acara, salah seorang pengurus sekolah tiba-tiba mengangkat gadget. Ada telepon masuk, mengabarkan sesuatu. Setelah memerhatikan sejenak, lalu bergegas pergi mengendarai sepeda motor.
Guru SMK Smekdors itu mendatangi sebuah rumah. Tidak jauh dari lokasi bagi-bagi nasi bungkus. Ia mengetuk pintu rumah. Seorang perempuan keluar. Ternyata pemilik rumah sedang menjalani isolasi mandiri akibat terpapar virus Corona.
Dengan tetap menjaga guru Smekdors membuka tas. Ia mengeluarkan bungkusan berisi obat. Serah terima bantuan obat pun berjalan secara aman.
Cerita di atas adalah aksi nyata. Orang-orang berhati baik menawarkan aneka pertolongan. Menyediakan dirinya sebagai teman bagi warga korban pandemi. Inilah modal sosial terbesar yang dimiliki untuk melawan pandemi.
Di tengah gelombang pandemi Covid-19 yang menyesakkan, ternyata telah bermekaran gerakan solidaritas yang melegakan.
Dalam kondisi sulit akibat pandemi Covid-19 saat ini, memang dibutuhkan kemampuan membangun spiritualitas. Relasi yang harmonis antara Tuhan, dengan sesama manusia, dan alam. Berjuang bersama, hadapi pandemi ini.
Optimisme dan semangat kebersamaan menjadi modal bangsa menghadapi cobaan demi cobaan yang muncul akibat pandemi Covid-19.