Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film "Jack" dari Surabaya untuk Indonesia

8 Mei 2019   22:08 Diperbarui: 13 Mei 2019   06:45 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Premier Film Jack (Kamis, 2/5/2019) dihadiri sejumlah tokoh. Termasuk KH. Abdul Azis Munif -keempat dari kiri, pengasuh Ponpes Bahrul Hidayah (Smekdor's)

Suatu sore di tengah keramaian lalu lintas Jalan Tunjungan Surabaya. Dua orang remaja mengendarai sepeda motor kuno. Honda C 70 tahun 1970-an yang pada zamannya populer dengan sebutan motor "Ulung".

Ketika sedang asyik bercengkerama, ban belakang sepeda motor tiba-tiba gembos (Jawa: kehabisan angin karena bocor). Sang cowok, biasa dipanggil Jack turun. Begitu pula sang cewek, Meyling turun dari boncengan. Mereka menepi. Berjalan sambil menuntun sepeda motor untuk mencari tukang tambal ban.

Inilah sepenggal kisah -dari puluhan kisah, yang terangkai sangat indah. Sosok Jack, diperankan oleh Arief Wibhisono dan Meyling yang diperankan oleh Grace Tie merupakan tokoh sentral. Pemeran utama yang membingkai film JACK.

Jack seorang pria berdarah Arab. Ia terancam drop out alias DO akibat belum menyelesaikan skripsi akhir. Meyling perempuan keturunan Tionghoa, anak dari juragan toko obat Cina di bilangan Jl. Jagalan, Surabaya.

Cerita bergulir. Jack, semula pendiam. Bahkan terkesan malas-malasan. Semenjak berkenalan dengan Meyling mendadak menjadi riang. Hidupnya bergairah. Jack sering tampil berduaan. Tak hanya bersahabat. Mereka, bagaikan pasangan yang sedang dilanda asmara.

Dalam sebuah adegan, Raut wajah Jack mendadak kaget. Ketika Meyling berkata: "Pokoknya aku nggak mau ketemu kamu lagi, kalau kamu gak lulus kuliah!". Seketika itu pula Jack menyusun skripsi. Siang dan malam. Dia mendadak rajin.

Hubungan Jack-Meyling mulai tercium banyak pihak. Keluarga Meyling, terutama Maminya -diperankan Metty Endel mulai geregetan. Setiap Mami sembahyang di klenteng, Jack datang menjemput Meyling. Ia sering mencuri lihat Meyling duduk membonceng sepeda motor. Tangannya menyilang di pinggang Jack. Layaknya anak muda pacaran.

Dolah, ayah Jack -diperankan oleh Eko Tralala tentu sangat emosional. Dolah tak akan rela, jika satu-satunya anak lelakinya harus menikahi Meyling. Gadis non Muslim. Hubungan Jack-Meyling harus dicegah. Tapi dengan cara bagaimana? Melalui jalur apa?

Dengan tergopoh-gopoh, Dolah mendatangi Pak RT (M. Chengho Djadi Galajapo). Di antara rasa galau, Dolah curhat. Minta nasehat. Keluarga Dolah memiliki trah Muslim yang fanatik. Sementara Meyling keluarga yang sehari-harinya hidup di lingkungan Klenteng.

"Jack harus beristrikan orang Islam. Atau setidaknya menjadi Islam" ujar Dolah kepada Pak RT.

"Wong Nabi ae gak isok ngislamno pamane, opo maneh peno. Peno ngono iku sopo? (Jawa: Nabi Muhammad saja gak bisa meng-Islamkan pamannya -Abu Thalib, apalagi Anda. Lha, Anda ini siapa)" jawab Pak RT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun