Warung Mbah Cokro Jalan Raya Prapen Surabaya, hari Jumat (4 Agustus 2017) kedatangan tamu lebih dari biasanya. Diantaranya, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Dahlan Iskan, dan Seniman Ludruk Cak Kartolo. Malam itu diselenggarakan Gelar 'Lawak Simultan' memperingati ulang tahun ke-25 Grup Lawak Galajapo.
Gabungan Lawak Jawa Pos alias Galajapo sudah lama bubar. Tinggal sekarang Djadi Galajapo satu-satunya yang tetap eksis. Dia melawak, sekaligus pembawa acara. Setiap tampil tak lupa mengucapkan kalimat: Salam Ibadah! Kepanjangan dari Satukan Langkah Menuju Indonesia Bahagia Damai Harmoni.
Cak Djadi --sapaan akrab Djadi Galajapo merupakan pencetus ide 'Lawak Simultan'. Dia berdiri meminta kepada Dahlan Iskan. "Pak Dahlan silakan menyebut satu kata. Nanti saya lanjutkan"
"Jancuk...!" ujar Dahlan Iskan.
Nah, apa yang disebut dengan Lawak Simultan itu mulai mengalir. Kata 'jancuk' kemudian diulas lebih panjang oleh Cak Djadi. Jancuk, lanjut Djadi, tidak selalu negatif. Jancuk, masih menurut Djadi, dirangkai menjadi sebuah spirit positif: Jantan, Cakap, Ulet, Kreatif.
"Spesial untuk Pak Dahlan tidak sekadar jancuk. Saya tambah akhiran 'an' menjadi jancukan" seru Djadi.
Apa itu? Jancukan, maknanya: Jantan, Cakap, Ulet, Kreatif dan Anti korupsi. Pada saat itu Dahlan Iskan sedang menjadi tahanan kota atas dugaan kasus korupsi. Tetapi pada akhirnya Dahlan Iskan dinyatakan bebas. Dalam persidangan Dahlan tebukti tidak melakukan korupsi.
"Kasus seorang Dahlan Iskan, justru menujukkan siapa dia sebenarnya. Sekali layar terkembang pantang surut mundur ke belakang" kata Djadi sedikit berpantun.
Menurut Djadi, Dahlan Iskan sudah mencapai makom jancukan. Dia itu anti korupsi, malah dituding korupsi. Dahlan terkesima. Memberi aplaus, lalu bertepuk tangan. Dahlan datang bersama istri berbusana seragam batik warna hijau.
Malam itu Lawak Simultan berlanjut seru. Kepada setiap tamu yang hadir satu per satu diminta menyampaikan sebuah kata. Kata-kata itu oleh Cak Djadi dirangkai menjadi kalimat penuh makna.