Satu-satunya harapan memang hanya lewat telex milik Kantor LKBN Antara Denpasar ke saluran LKBN Antara di Surabaya. Informasi awal yang mengabarkan ada wartawan Pos Kota ditangkap juga bermula dari komunikasi internal sesama Kantor Antara. Telex tersebut kemudian diteruskan ke Pos kota.
Kepala Cabang Kantor Antara di Denpasar, Syahrul Bachtiar adalah jebolan Akademi Wartawan Surabaya. Dengan wartawan Pos Kota sudah saling kenal, maklum satu almamater. Kami di Surabaya menduga, sebelum melakukan investigasi, Tiny Frida singgah menemui Syahrul Bachtiar.
Dugaan kami masuk akal. Terbukti kemudian, Mas Yuleng --panggilan akrab Syahrul Bachtiar, rajin memberitahu kondisi terbaru wartawati Pos Kota. Kawan-kawan Antara Jawa Timur ikut sibuk. Maklum telex Mas Yuleng selalu ditujukan ke kantor mereka.
Tengah malam, tanggal 31 Maret 1984, Mas Yuleng sudah menerima surat tugas yang dikirim dari Jakarta. Rencana, setelah diserahkan ke Polda Nusra di Denpasar, Mas Yuleng berusaha melobi agar wartawati Pos Kota segera dibebaskan.
Tanggal 1 April 1984 pagi, saya ditugaskan datang ke Antara Jawa Timur. Kantornya berada satu gedung dengan Kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur di Jl. Pahlawan Surabaya. Akhirnya, kertas telex dari Mas Yuleng muncul:
"Dikabarkan, kondisi Sdri Tiny dalam keadaan baik. Mohon maaf atas semua kejadian. Tulisan ini harap dibaca terbalik, POM LIRPA (baca: APRIL MOP)".
Kami gembira sekaligus kaget. Pas banget kejutan ini jatuh pada tanggal 1 April. Selama dua hari kami sibuk dan tegang. Ternyata Mas Yuleng sudah merencanakan "skandal" April Mop. Maria Dian Andriana, wartawati Antara tersenyum. Tetapi saking jengkelnya, sampai mengeluarkan air mata.
Berakhir di Surabaya
Setelah kejadian itu, sangat lama tidak pernah jumpa Mas Yuleng. Dengar info dia hijrah ke Surabaya ikut mengendalikan Surabaya Post. Lepas dari suratkabar sore yang legendaries itu, kabarnya Mas Yuleng menjadi penulis lepas. Mas Yuleng dari wartawan, akhirnya penulis  novel.
Tetapi sungguh ironis. Untuk pertama kalinya tahun 2016 saya mengunjungi beliau justru sedang menjalani opname di Gra Amerta, Dr. Soetomo. Itu pun saya diajak wartawan senior Hadiaman Santoso.
Pada kesempatan lain saya diundang peluncuran Novel "Menggapai Surga" di sebuah hotel, 20 Juli 2017. Ketika ada kesempatan memberikan testimoni, saya kembali ungkap cerita April Mopitu. Tanpa sungkan-sungkan saya menyebut, "Mas Yuleng, orangnya jahil".