Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Catatan Perjalanan (4), Melihat Kehebohan Anak-anak Palestina di Masjid Ibrahim

16 Maret 2018   21:07 Diperbarui: 18 Maret 2018   01:14 3071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemukiman warga Palestina ditutup tembok beton oleh Israel (Dokpri)

Patut diketahui bahwa Nabi Ibrahim merupakan seorang Nabi yang bergelar Abul Anbiya' (Bapaknya para Nabi) sekaligus mendapat julukan sebagai Kholilullah (Kekasih Allah).Tentu saja ramai. Masjid Ibrahim menjadi pertemuan dua umat berbeda keyakinan dalam satu tempat ziarah.

Sejak pintu masuk Masjid Ibrahim dikelilingi barikade kawat berduri (Dokpri)
Sejak pintu masuk Masjid Ibrahim dikelilingi barikade kawat berduri (Dokpri)
Kanan dan kiri jalan menuju masjid yang berada di dalam gua merupakan lorong bebatuan. Terdapat pemukiman penduduk menempel dengan dinding batu. Beberapa rumah saya coba masuki rata-rata tempat usaha  semacam home industri.

Dalam perjalanan menuju lokasi berjumpa dengan anak-anak Palestina pulang sekolah. Mereka dengan gembira menyapa kami. Rombongan Manaya Indonesia harus berhenti melayani sapaan anak-anak ini.

Kesempatan untuk minta diabadikan bersama pun tidak disia-siakan. Seorang jamah mencoba memberi komando. Lalu kami dan anak-anak secara bersama-sama meneriakkan yel, "Palestina, yes, yes, yes! Indonesia,yes, yes yes!.Palestine-Indonesia, yes, yes, yes!"Anak-anak Palestina di Hebron memang heboh!

Jamaah Manaya Indonesia dicegat anak-anak Palestina (Dokpri)
Jamaah Manaya Indonesia dicegat anak-anak Palestina (Dokpri)
Setiba di luar Masjid Ibrahim -sebagaimana biasa, tentara Israel terlihat berjaga. Beberapa orang bersenjata sniper, berada di bilik atas yang menempel tembok. Rombongan Manaya Indonesia, diminta menunjukkan paspor. Satu demi satu masuk melalui semacam kanopi. Semua harus melewati pintu putar otomatis.

Sebuah tanjakan lorong berbatu menyambut kami. Di atas lorong dipasangi kawat berduri mirip barikade penahan demontran. Persis di pintu masuk ada puluhan baju sebatas lutut warna biru tergantung. Bentuknya mirip seragam bezuk masuk ruang ICU. Di bagian kepala mengerucut. Baju-baju ini khusus disediakan bagi warga Yahudi yang akan berziarah. Mereka wajib memakai.

Bertepatan waktunya ashar, maka umat Islam masuk terlebih dahulu untuk menunaikan ibadah sholat. Rombongan kami menjamak sholat duhur dan ashar. Di arena tempat sholat sajadah warna merah terhampar. Di arena sholat itu juga pada sisi kanan-kiri dan bawah menyatu bangunan makam.

Pertama makam Nabi Ibrahim. Kedua makam Nabi Iskak. Ketiga makam Nabi Yakub. Menyertai tiga nabi ini ada juga makam para istri masing-masing. Satu lagi berada di bawah, dan tidak bisa dikunjungi adalah tempat makam Nabi Yusuf. Semuanya berada dalam bangunan Masjid Ibrahim.

Sewaktu kami hendak menuju pintu keluar berpapasan dengan rombongan umat Yahudi. Sebelum masuk mereka wajib mengenakan seragam warna biru. Bagi yang tidak terbiasa terlihat lucu.

Umat Yahudi peziarah Nabi Ibrahim harus berpakaian khusus (Dokpri)
Umat Yahudi peziarah Nabi Ibrahim harus berpakaian khusus (Dokpri)
Lebih kurang satu jam rombongan mengeksplorasi sudut-sudut Masjid Ibrahim. Meskipun akses masuk-keluar dijaga ketat, kawan-kawan jamaah sudah mulai terbiasa.

Bis pengantar peziarah, baik umat Muslim atau umat Yahudi parkir di jalan raya. Antara jalan raya dengan Masjid Ibrahim berjarak sekitar 500 meter. Sekali lagi -harus, jalan kaki!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun