Patut diketahui bahwa Nabi Ibrahim merupakan seorang Nabi yang bergelar Abul Anbiya' (Bapaknya para Nabi) sekaligus mendapat julukan sebagai Kholilullah (Kekasih Allah).Tentu saja ramai. Masjid Ibrahim menjadi pertemuan dua umat berbeda keyakinan dalam satu tempat ziarah.
Dalam perjalanan menuju lokasi berjumpa dengan anak-anak Palestina pulang sekolah. Mereka dengan gembira menyapa kami. Rombongan Manaya Indonesia harus berhenti melayani sapaan anak-anak ini.
Kesempatan untuk minta diabadikan bersama pun tidak disia-siakan. Seorang jamah mencoba memberi komando. Lalu kami dan anak-anak secara bersama-sama meneriakkan yel, "Palestina, yes, yes, yes! Indonesia,yes, yes yes!.Palestine-Indonesia, yes, yes, yes!"Anak-anak Palestina di Hebron memang heboh!
Sebuah tanjakan lorong berbatu menyambut kami. Di atas lorong dipasangi kawat berduri mirip barikade penahan demontran. Persis di pintu masuk ada puluhan baju sebatas lutut warna biru tergantung. Bentuknya mirip seragam bezuk masuk ruang ICU. Di bagian kepala mengerucut. Baju-baju ini khusus disediakan bagi warga Yahudi yang akan berziarah. Mereka wajib memakai.
Bertepatan waktunya ashar, maka umat Islam masuk terlebih dahulu untuk menunaikan ibadah sholat. Rombongan kami menjamak sholat duhur dan ashar. Di arena tempat sholat sajadah warna merah terhampar. Di arena sholat itu juga pada sisi kanan-kiri dan bawah menyatu bangunan makam.
Pertama makam Nabi Ibrahim. Kedua makam Nabi Iskak. Ketiga makam Nabi Yakub. Menyertai tiga nabi ini ada juga makam para istri masing-masing. Satu lagi berada di bawah, dan tidak bisa dikunjungi adalah tempat makam Nabi Yusuf. Semuanya berada dalam bangunan Masjid Ibrahim.
Sewaktu kami hendak menuju pintu keluar berpapasan dengan rombongan umat Yahudi. Sebelum masuk mereka wajib mengenakan seragam warna biru. Bagi yang tidak terbiasa terlihat lucu.
Bis pengantar peziarah, baik umat Muslim atau umat Yahudi parkir di jalan raya. Antara jalan raya dengan Masjid Ibrahim berjarak sekitar 500 meter. Sekali lagi -harus, jalan kaki!