Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Perjalanan (1), Selalu Ada Kejutan menuju Palestina

12 Maret 2018   23:56 Diperbarui: 13 Maret 2018   05:40 2805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tiga loket, semuanya berisi petugas perempuan tanpa sedikit pun senyum. Sambil mencocokkan foto paspor, mereka bertanya; berapa lama rencana tinggal di Palestina, bersama siapa perginya, siapa nama bapak kandung, ibu kandung dan ditanyakan pula nama kakek....

Saya bersama beberapa peserta ziarah menunggu cukup lama di ruangan lain. Saya tidak mengerti apa yg terjadi terhadap empat sahabat di ruang interograsi. Suasana menegangkan...

Melelahkan Namun Menyenangkan

Kepala Sekolah SMK Dr. Soetomo Surabaya, Juliantono Hadi yang berada dalam satu rombongan bercerita, tahun 2015 dia masuk Palestina dari Jordania bersama Abdul Adzim Irsad. Ndilalah (baca: kebetulan) Abdul Adzim yang pernah kuliah di Ummul Qura University Mekkah itu mengalami nasib serupa; kejadian dicegat oleh petugas pemindai manual.

"Pak Adzim diperiksa empat jam lamanya" tutur Anton, panggilan akrab Juliantono Hadi. Pemeriksaan imigrasi Israel dari arah Mesir menurut Anton masih ringan. Dari Jordania agak berat karena ada sekitar enam lapis pemeriksaaan.

Saya punya pendapat, justru dengan pemindai manual ini pengamanan Israel patut diacungi jempol. Israel nyaris luput dari usaha pengeboman atau serangan senjata langsung seperti kejadian di negara lain. Israel bertarung di kawasan konflik seperti di jalur Gaza, Tepi Barat atau di area pemukiman Jerusalem lainnya. 

Israel mengalami perlawanan sengit dari dalam, sedangkan dari luar pengamanan Israel sangat ketat. Pengamanan, entah ketat atau longgar merupakan otoritas politik sebuah negara. Dikutuk dari segala penjuru dunia, fakta di lapangan memperlihatkan bahwa Israel memegang kendali otoritas politik.

Mengunjungi Al Aqsa di Jerusalem -Palestina, menjadi dambaan setiap orang. Jerusalem konon disebut kota Tiga Tanah Suci Tiga Agama Samawi. Milik umat Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodok. 

Umat Islam dengan Masjidil Aqsa seluas 144.000 meter persegi di dalamnya terdapat beberapa masjid (dua terbesar adalah Dome of The Rock dan Masjid Kibly). Kaum Kristiani mempunyai Gereja Kimayah yang diyakini sebagai tempat Yesus disalib. Sedangkan umat Yahudi mempunyai tempat ibadah berupa Tembok Ratapan.

Pintu masuk menuju wilayah Palestina bisa melalui Mesir atau lewat Jordania, semuanya ditempuh lewat jalur darat. Tetapi harus diingat pergi ke sana bukan persoalan mudah. Otoritas kekuasaan 100 persen berada di tangan Israel. 

Visa kedatangan gampang-gampang susah. Bahkan bisa keluar beberapa jam sebelum rombongan tiba memasuki wilayah Palestina. Tidak sedikit rombongan ditolak masuk oleh pihak Israel meskipun mereka sudah berada di ambang perbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun