Perundungan atau lebih dikenal sebagai bullying adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau kelompok yang memiliki kekuatan dan dapat menyebabkan rasa sakit, baik secara fisik atau mental terhadap orang lain. Aktivitas ini bisa secara verbal melalui ucapan dan juga secara fisik melalui kekerasan. Kegiatan bullying ini menjadi hangat diperbincangkan karena banyak kasus yang mulai diliput oleh media, walaupun sebenarnya lebih banyak kasus yang tidak diliput. Hal ini menjadi sangat bagus mengingat kegiatan ini harus segera ditangani serta para korban bisa mendapatkan perlindungan dan bantuan.
Kegiatan bullying dapat terjadi dimana saja, bahkan di lingkungan sekolah dasar sekalipun. Sudah banyak anak yang menjadi korban bullying. Apabila hal ini terus terjadi, maka akan memberikan rapor merah dalam dunia pendidikan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak untuk belajar dan bermain dapat menjadi suatu tempat yang mengerikan bagi anak, terutama anak yang pernah menjadi korban bullying.
Kegiatan bullying di sekolah dasar dapat terjadi dalam berbagai cara. Penelitian yang dilakukan Saptono (2022) menunjukkan bahwa setidaknya ada 5 hal penyebab utama bullying terjadi di sekolah dasar.
1. Bullying terjadi karena korbannya lemah
Korban yang lemah memberikan potensi bullying yang tinggi. Anak dengan kondisi lemah seperti ini lebih leluasa untuk di bully oleh anak lain. Mereka lebih mudah dibully oleh pelaku karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk membela diri.Â
2. Bullying terjadi karena rendahnya harga diri yang dimiliki korban
Dalam hal ini lebih merujuk pada karakter korban. Walaupun korban memiliki potensi untuk melakukan perlawanan, namun harga diri yang rendah akan cenderung memungkinkan dirinya untuk dibully. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya bullying.
3. Bullying terjadi karena adanya perbedaan fisik
Hal ini sangatlah jelas bahwa anak-anak yang memiliki fisik yang besar atau kuat lebih cenderung menjadi pelaku bullying dan yang memiliki fisik kecil atau lemah lebih cenderung menjadi korban bullying. Walaupun demikian, tidak semua anak yang fisiknya besar menjadi pelaku bullying, hanya saja potensinya menjadi pelaku lebih besar.
4. Bullying dilakukan oleh anak yang lebih berkuasa
Anak-anak di sekolah memiliki banyak sekali keberagaman. Dalam keberagaman ini, baik individu atau kelompok dapat ditemukan anak yang lebih kuat daripada anak yang lain. Hal ini dapat memicu terjadinya bullying di sekolah. Anak yang memiliki kekuatan dan juga lebih berkuasa dari yang lain akan lebih mudah berpotensi menjadi pelaku.