Mohon tunggu...
Arifin
Arifin Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Guru biasa yang ingin terus membaca, menulis, berbagi dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning Menurut Marton dan Saljo

15 Januari 2025   09:48 Diperbarui: 15 Januari 2025   09:48 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Siswa Berdiskusi I (Sumber: Koleksi Pribadi)

Salah satu landasan teoritis yang digunakan Kemendikdasmen dalam mengembangan konsep Pembelajaran Mendalam (deep learning) adalah hasil penelitian atau teorinya Marton & Saljo (1976). Nah, seperti apakah konsep Marton & Saljo tentang deep learning ini. Tulisan singkat ini mencoba mengeksplorasi secara sekilas tentang teorinya Marton & Saljo.

Dalam penelitian mereka yang terkenal, Marton dan Salj (1976) membedakan dua jenis pendekatan pembelajaran yang berbeda, yaitu surface learning dan deep learning. Kedua istilah ini menggambarkan cara siswa memproses informasi dalam pembelajaran.

Surface Learning dan Deep Learning

Surface Learning (Pembelajaran Permukaan/ dangkal) ditandai dengan pendekatan yang lebih mekanis dan kurang reflektif. Siswa cenderung hanya menghafal informasi untuk memenuhi tuntutan tugas tanpa benar-benar memahami atau menghubungkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang lebih luas. Pembelajaran permukaan ini berfokus pada penguasaan fakta-fakta secara dangkal dan tidak melibatkan keterlibatan kognitif yang mendalam. Pembelajaran dangkal (surface learning) hanya fokus pada memorisasi dan reproduksi tanpa memahami konsep dan prinsipnya. 

Ciri-ciri pembelajaran dangkal menurut Marton dan Salj (1976) antara lain: 

1. Memorisasi dan reproduksi informasi, siswa hanya menghafal fakta atau informasi tanpa benar-benar memahami konteks atau hubungan antara konsep-konsep tersebut. Kemudian siswa membuka kembali memori untuk menjawab soal tes atau ujian.

2. Kurangnya pemahaman dan refleksi, siswa tidak merenung atau mempertimbangkan bagaimana informasi tersebut terkait dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Siswa tidak melakukan pengembangan konsep dengan cara menghubungkan antar konsep dan tidak mengembangkan kemampuan analitis kritisnya.

3. Tujuan jangka pendek, pembelajaran dilakukan untuk memenuhi tuntutan tugas atau ujian, tanpa ada keinginan untuk memahami materi secara mendalam atau menerapkannya dalam situasi yang lebih luas.

Menurut penelitian mereka, siswa yang menggunakan pendekatan ini cenderung mendapatkan hasil belajar yang terbatas dan tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang dipelajari dengan pengalaman mereka yang lebih luas.

Deep Learning (Pembelajaran Mendalam), sebaliknya,  mencakup pemrosesan informasi yang lebih kompleks dan reflektif. Siswa yang menggunakan pendekatan ini tidak hanya menghafal informasi, tetapi mereka berusaha untuk memahami konsep secara menyeluruh, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada, dan melihat hubungan antar konsep. Pembelajaran mendalam ini melibatkan pemikiran kritis, analisis, serta penerapan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas. Marton dan Salj menunjukkan bahwa siswa yang belajar secara mendalam cenderung menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi dan mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi yang lebih beragam.  

Karakteristik pembelajaran mendalam (deep learning) menurut Marton dan Salj (1976) antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun