Mohon tunggu...
Arif
Arif Mohon Tunggu... Dosen - Bersahabat dengan Bersahaja

Tukang Baca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memasuki Tahun Politik

5 Januari 2022   19:19 Diperbarui: 5 Januari 2022   19:22 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2021 telah berakhir, dan kita baru memasuki tahun 2022. Tahun 2022 akan menjadi fondasi yang keras bagi tahun 2023 menuju tahun 2024, dimana tahun 2024 akan dilaksanakan pemelihan umum secara serentak. Presiden dan wakil presiden akan dipilih, termasuk juga anggota-anggota DPR RI yang terhormat. Salah satu masalah yang sekarang mulai digaungkan kembali adalah ambang batas pencalonan Presiden, dan akan dikuti oleh masalah-maslah lain, baik yang langsung menyentuh permasalah pemilihan umum, ataupun masalah yang hanya menyerempet bagian-bagian kulitnya saja. Banyak masalah akan bermunculan, dan kita sebagai masyarakat umum akan bisa menilai permaslahan-permasalah yang diadukan tersebut. Masalah-masalah tersebut bisa sebagai sesuatu masalah yang benar-benar krusial yang harus dilakukan, ataukah hanya sebagai gimik-gimik politikus yang rindu akan kekuasaan. Pro dan kontra akan terus terjadi sampai akhirnya terjadi pemiliha umum. 

Tahun 2022 ini akan banyak partai politik, petinggi partai politik dan para simpatisannya persiapkan diri untuk memasuki tahun politik. Akan banyak intrik dan strategi yang dilakukan dan dipertontonkan oleh para politikus guna menaikkan pamor parta politik dan jagoan-jagoan politisinya. Setiap tindakan para politikus akan selalu dikaitkan dengan rencana dan strategi partainya, sehingga para politikus harus legowo dalam menerima segala saran dan kritik membangun yang dilakukan oleh masyarakat.

Eskalasi politik antara para politikus akan terus meningkat, dan akan selalu dikaitkan dengan tahun politik. Tahun politik 2022 menjadi dasar yang kokoh untuk menuju tahun 2023 yang akan semakin memanas, hingga pada akhirnya tahun 2024 sebagai tahun pembuktian, siapa yang eksis dan kuat dalam tahun pertarungan. Tahun 2022 sebagai permulaan atau ancang-ancang untuk mempersiapkan diri dengan segala kekuatan guna dapat memasuki tahun 2023. Kekuatan disini dimaksudkan adalah kekuatan gerbongpolitik dan kekuatan pada sisi pendanaan. Para triliuner bersiap-siap untuk mengeluarkan anggaran nyata maupun anggaran siluman, baik untuk satu partai politik saja atau untuk beberapa partai politik. 

Tahun 2023 menjadi tahun pembuktian atas eksistensinya partai politik dan politikusnya dalam pertarungan secara lokal daerah dan nasional. Dengan persiapan yang matang dan dengan kekuatan yang ekstra power, atau istilah vaksinasi disebut boster, partai politik bersama gerbong-gerbongnya akan bergerak maju, dan akan berusaha dengan segala upaya agar partai politik tersebut beserta gerbong-gerbongnya dapat berhenti dengan selamat sesuai dengan apa yang diharap-harapkan. 

Tahun 2023 akan memperlihakant siapa yang kuat memasuki tahun 2024. Kuat dalam segala-galanya, baik yang bersifat kasat mata maupun yang bersifat non kasat mata. Kekuatan keuangan, kekuatan kekuasaan, kekuatan strategi, kekuatan pembuatan isu-isu nasional, kekuatan memperdayakan lawannya, kekuatan mempertontonkan kebaikan, kekuatan, kekuatan dan kekuatan lain-lainnya. Siapa kuat, kuat dan kuat dialah yang akan menjadi pemimpin pemerintahan 2024 sampai dengan 2029.

Siapapun yang kuat, kuat dan kuat dan jadi pemenang dalam pertarungan politik tersebut, selalu ingatlah bahwa  tujuan awal negara ini dibentuk oleh yang terhormat bapak/ibu pendiri bangsa adalah untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dalam kehidupan bersosial masyarakat, tanpa ada perbedaan-perbedaan hanya karena jabatan politik, suku, agama dan lain sebagainya. Jangan menjadi pemenang yang dendam, sehingga rasa amarah itu menutup hati nurani. Jangan melihat lawan yang kalah sebagai musuh, tapi rangkullah dan ajaklah bersama-sama membangun bangsa ini. Pihak yang kalah juga jangan menganggap pihak yang menang sebagai musuh, tapi bersama-samalah dalam upaya membangun negeri yang sama-sama kita cintai ini.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun