Hari-hari terakhir ini beredar pesan video di media percakapan whatsapp yang menyatakan bahwa Arab telah mencabut lockdown. Saya bertanya dalam hati apakah berita ini benar 100% ataukah hanya berita bohong semata? Nalar saya menyangsikan berita tersebut.Â
Kemudian saya mulai mencari informasi yang berkaitan dengan berita tersebut, dan benar saja berita tentang pencabutan lockdown tersebut tidaklah benar semuanya, yang benar adalah Arab Saudi hanya melonggarkan lockdown agar warga masyarakatnya dapat keluar untuk membeli kebutuhan pokok dan lain sebagainya.Â
Toko ritel dan pusat perbelanjaan telah buka dari jam 9 pagi sampai dengan jam 5 sore (Kompas.com; 2 Mei 2020). Â Setiap pengunjung di periksa suhu tubuhnya, anak-anak dan orang lanjut usia masih diminta untuk tetap diam di rumah, sama seperti di Indonesia yang menerapkan lockdown dengan catatan. Iya, catatannya ya ini masi boleh, itu masi boleh, yang tidak boleh ini dan itu.
Arab Saudi dalam peringkat kasus corona, bukanlah yang tetinggi atau berada dalam 5 besar, bahkan 10 besarpun Arab Saudi tidak termasuk jauh di bawah negeri paman sam.Â
Data pertanggal 1 Mei menunjukkan bahwa total kasus corona di Arab Saudi sebanyak 22.763 kasus dengan pasien sembuh sebanyak 3.163 orang dan pasien meninggal sebanyak 162 orang, jauh di bawak indonesia yang per 1 Mei korban meninggal sebanyak 800 orang. Unuk jelasnya dapat dilihat pada gambar garafik di bawah.
Untuk pasien yang sembuh grafiknya juga terus bergerak ke atas, pada tanggal 29 April sebanyak 2.784 kemudian hari berikutnya ada tambahan 169 pasien sembuh sehingga menjadi 2.953 pasien yang sembuh. Tambbahan kenaikan sebesar 6,07%. Pada tanggal 1 Mei pasien sembuh menjadi 3.163 orang, ada tambahan sebanyak 210 orang atau sebesar 7,11% seperti pada gambar grafik di bawah
Kasus pasien sembuh juga terus mengalami peningkatan dari hari-kehari yang kisarannya di atas angka 10% atau tepatnya pada angka 13,85%. Bagaimana dengan tingkat kematian pasien corona? Pasien meninggal jika dibandingkan dengan total kasus, maka pasien meninggal berada diangka yang jika dirata-ratakan menjadi 0,73%.
Pergerakan penambahan jumlah kasus baru dan pasien meninggal dunia di Arab Saudi tergolong rendah, sedangkan korban corona yang sembuh termasuk tinggi diatas 10%. Hal ini bisa menjadi standar ukuran bagi pemerintah arab Saudi dalam mengambil kebijakan terhadap penerapan lockdown.Â