Mohon tunggu...
Arif Hukmi
Arif Hukmi Mohon Tunggu... Penulis - Buku Kumpulan Puisi Suhu Udara (2020) I Master Student Indonesian Language and Literature Education

Postcolonial Studies Critical, Discourse Analysis Language and Literature Education and Culture.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kampung Halaman dan Metafora dalam Puisi Ini

4 April 2023   22:57 Diperbarui: 4 April 2023   23:30 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bombana, Sulawesi Tenggara/.pinterest.com

di tanah tempatku berpijak, terdapat sebuah kampung halaman yang damai. seakan-akan desiran angin yang bertiup pelan memberikan kehangatan dan kedamaian. terlihat gunung menjulang tinggi di kejauhan, bagai mercusuar mengarahkan langkah-langkahku pulang.

kampung halaman, terdapat jalan setapak yang berkelok-kelok, bagai kehidupan yang kadang tak menentu. namun, di sisi jalan tersebut tumbuh bunga-bunga yang indah, bagai harapan-harapan yang terus mekar dan tak pernah pudar.

tak jauh dari situ, terdapat sungai yang mengalir dengan tenang. sungai tersebut bagai kehidupan yang mengalir dengan segala lika-likunya, namun tetap berjalan dengan mantap dan penuh keindahan. sungai itu juga mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, kita harus selalu mengalir dan terus melaju, meski terkadang menghadapi rintangan.

kampung halaman, terdapat pohon beringin yang besar dan kuat, bagai kekuatan dalam hidup yang selalu ada untuk menopang kita. pohon itu melambangkan bahwa tak peduli seberapa besar dan kuat tantangan yang kita hadapi, selalu ada kekuatan yang akan menolong kita untuk bangkit dan melanjutkan hidup.

kampung halaman adalah tempat yang tak akan pernah tergantikan dalam hatiku. ia adalah metafora yang puitis tentang kehidupan, di mana segala sesuatunya bisa terlihat dalam bentuk yang indah dan sarat makna. aku berjanji, meski jarak memisahkan, kampung halaman selalu ada di hatiku, dan ia akan selalu menjadi bagian dari diriku.

Bombana, 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun