pada setiap sudut kota, kau mendahului segala yang tak pernah kita duga adanya. sesaat sebelum mau berpaut pada minggu pagi yang lengang. kita telah tiba pada gusar yang lirih, pada sebuah kesedihan yang sungguh abadi. seperti pada namamu yang ranum-setiap nama yang kau kenali, seperti pada wajah ibumu, yang merasa kehilangan malaikat terbaik yang dilahirkan dari rahimnya.
seusai sunyi, setelah kepergian itu, kita melipat tangan dan menengadah doa pada yang maha pengasih, seperti terjemahan pada namamu. di dunia ini segala yang hidup akan sampai pada peraduan yang kini kau tuju, sebab kematian tak memberi aba.
kami menghantarkanmu pada sebuah tempat abadi, dengan air mata yang terus membasahi tanah yang lapang pada makammu.
lalu kini, pada jalan yang pernah kita tempuh, kita pernah menyusuri jalanan kota yang panjang dan berliku. ruang yang pernah sungguh cair saat kau dan latar foto tiba pada layar-layar yang kita tatap sepanjang waktu.
lihatlah kepergian itu seperti muara tempat segala kisah menuju. pada rumah yang kau tinggali kini, kami menitip kecup pada pintunya. kami mengirim peluk pada ragamu di peraduan abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H