Mohon tunggu...
Arif Hukmi
Arif Hukmi Mohon Tunggu... Penulis - Buku Kumpulan Puisi Suhu Udara (2020) I Master Student Indonesian Language and Literature Education

Postcolonial Studies Critical, Discourse Analysis Language and Literature Education and Culture.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendengar Ombak Tua

28 Maret 2023   01:44 Diperbarui: 28 Maret 2023   01:48 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku berlari pada tubuh yang mengharap waktu berlalu, basah menyentuh kalbu, aku adalah lautan luas yang terus terjamah, aku adalah dermaga tempat perahu bersandar, aku adalah asin laut yang menolak pelukan sepasang batu karang. aku laut biru yang terus kau jadikan latar foto---untuk kau simpan sebagai ingatan atas waktu yang kau lalui.

aku terombang ambing di lepas pantai; sendiri. mencari jejak-jekak kakimu, memungut satu persatu ingatan yang jatuh di pantai itu, tubuhku berhenti, basah dan kedinginan dipukul angin, dihempas ombak; sendiri.

kedua kakiku tertahan untuk melangkah, aku mengenangmu sebagai satu-satunya pelampung yang menyelamatkanku dari sesal dan rasa bersalah. aku terombang-ambing di sini, menyaksikan matahari tenggelam tak bewarna, sebab kau adalah warna yang menghiasinya.

aku menguburkan sebagian tubuhku di tepi pantai ini. jika pada akhirnya kau kembali, berziarahlah di sini, peluk batu karang yang menjadi nisan atas sebagian tubuhku, dekaplah dengan erat, bicaralah, aku mendengarkanmu seperti suara ombak tua yang berulang-ulang kudengar.

pulanglah setelah matahari yang tak berwarna itu tenggelam. ombak tua pada malam hari akan mengjagaku dari pelukan yang lain. dari semua sesal, dari gigil malam, dari pukulan angin, dari hempasan ombak, terjagalah kau dari segala cuaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun