Sejarah apple pie, atau pai apel, memiliki akar yang sangat dalam dan kaya dalam budaya kuliner Barat. Meskipun banyak yang mengaitkan apple pie dengan Amerika, sejarah makanan ini sebenarnya melintasi beberapa benua dan abad sebelum menjadi ikon kuliner Amerika.
Asal mula apple pie dapat ditelusuri kembali ke Inggris pada abad ke-14. Resep tertulis tertua untuk apple pie ditemukan dalam buku masak Inggris kuno yang disebut "The Forme of Cury," yang ditulis sekitar tahun 1381. Resep ini mencakup apel, buah ara, kismis, pir, dan berbagai rempah-rempah, dan dibungkus dalam adonan tipis yang disebut "coffin." Pada masa itu, gula adalah bahan yang mahal dan langka, sehingga tidak selalu digunakan dalam pembuatan pai.
Selama abad ke-16 dan ke-17, popularitas apple pie terus berkembang di Inggris. Koloni Inggris yang bermigrasi ke Amerika membawa resep dan tradisi membuat apple pie bersama mereka. Pada abad ke-18, apel menjadi tanaman yang umum ditanam di kebun-kebun kolonial Amerika. Apel yang lebih mudah tumbuh dan berlimpah ini memberikan bahan dasar yang sempurna untuk pembuatan pai.
Di Amerika Serikat, apple pie memperoleh status ikonik. Pada abad ke-19, apple pie menjadi simbol dari kemakmuran, kerja keras, dan kesederhanaan hidup pedesaan Amerika. Ekspresi "as American as apple pie" mulai populer digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang dianggap khas Amerika. Apple pie menjadi makanan yang sering disajikan dalam berbagai acara keluarga, perayaan, dan liburan, seperti Hari Thanksgiving dan Hari Kemerdekaan.
Resep tradisional apple pie Amerika terdiri dari irisan apel yang dimaniskan dengan gula dan bumbu, seperti kayu manis dan pala, yang kemudian dibungkus dalam adonan kue dan dipanggang hingga empuk dan berwarna cokelat keemasan. Terkadang, pai apel juga disajikan dengan tambahan seperti es krim vanila atau keju cheddar untuk meningkatkan rasa.
Selain sebagai makanan penutup, apple pie juga memiliki nilai simbolis dalam budaya Amerika. Pada masa Perang Dunia II, tentara Amerika sering menyebut apple pie sebagai sesuatu yang mereka rindukan dari rumah, menjadikannya simbol nostalgia dan kenyamanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H