Mohon tunggu...
arif haryono
arif haryono Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Don't stop when you're tired Stop when you're done

Tinggal di Kota Bekasi sejak tahun 1989

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

The Winner Take All

23 Oktober 2019   21:12 Diperbarui: 23 Oktober 2019   21:28 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika negara kita memiliki sistem demokrasi tapi didalam partai itu sendiri tidak diajarkan demokrasi misal dalam setiap pemilihan pengurus dari tingkat terkecil di struktur partai, bagaimana mereka nanti para politisi muda yang baru berpolitik ini bisa memahami demokrasi dalam sistem perpolitikan di negeri yang kita cintai ini.

Regenerasi para politikus memang dibutuhkan dengan membina orang-orang muda yang belum berpengalaman ini dengan baik. Menyesuaikan zaman sekarang terutama para millenial. Akan tetapi jika mereka yang baru masuk ini malah dikecewakan, diberikan aturan-aturan yang malah tidak demokratis serta otoriter dapat dipastikan generasi muda akan kapok dan tidak akan mau lagi untuk ikut dalam dunia politik.

Bertolt Brecht, penyair asal Jerman (1898-1956)

Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. 

Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.

Orang buta politik begitu bodoh, sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya seraya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, dan rusaknya perusahaan nasional serta multinasional yang menguras kekayaan negeri.

Bisa kita bayangkan jika generasi muda yang baik dan polos ini begitu terjun ke dunia politik malah menemukan bahwa politik itu sebenarnya tidak baik, maka akan ada apatisme dan ketidakpedulian yang dapat mengakibatkan orang jahat menguasai politik di negeri yang kita cintai.

Bagi para generasi muda yang kemaren sudah pernah masuk ke dunia politik, jangan pernah menyerah karena orang baik itu bisa dimana saja berada. Partai itu hanya selembar kertas yang jika ditulis dengan kata-kata baik maka akan jadi karya sastra yang baik, jika diisi dengan kata-kata buruk maka hanya akan jadi caci maki yang tidak berguna dan hanya menjadi dosa saja.

Kalian juga harus membongkar perilaku orang-orang jahat dalam partai, sehingga gaya lama mereka yang hanya memanfaatkan orang-orang baik hanya untuk kepentingan sekelompok orang ini tidak membawa korban baru lainnya.

Janganlah kita terus diam tanpa ada aksi apapun, marilah kita peduli terhadap generasi muda dan mencegah mereka jadi korban politik selajutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun