Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khatib Jumat yang Jadi Tukang Obat

28 Januari 2011   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibadah Shalat Jumat adalah ibadah wajib bagi tiap lelaki muslim yang telah akil baligh, atau paling tidak bagi mereka yang menganggapnya wajib. Toh, buktinya saya masih banyak melihat muslim akil baligh (sudah tua keriput malah) yang mengabaikan adzan shalat Jumat.

Mengapa? Saya tak mampu memberi jawabannya….

Tapi, mari membahas yang mendengar dan mau melangkahkan kakiknya ke masjid, surau, langgar, atau lapangan untuk shalat Jumat.

Shalat Jumat dan Khutbah Jumat adalah dua prosesi wajib yang harus dilalui, jika ingin mendapatkan pahala Jumat. setidaknya begitu wejangan yang saya ingat dulu waktu di bangku sekolah dasar. Sehingga tidak afdhol jika shalat tanpa menghadiri khutbah Jumat-nya. Maka, posisi peran khatib Jumat sangat sentral karena menjadi bagian proses panjang ibadah.

Namun, ada satu peran lagi yang harus saya apresiasi bagi sebagian besar khatib Jumat, yaitu sebagai tukang obat yang berhasil, mujarab, murah meriah, aman, dan dijamin nyaman.

Obat penyakit apakah itu?
Penyakit yang saya maksud adalah penyakit INSOMNIA.

Perhatikan saja sekeliling kita setelah tadi shalat Jumat, berapa banyak yang duduk-tertidur? Ada yang sembari bersandar ke dinding atau pilar masjid, bersila atau kaki lurus karena kesemutan, hingga posisi bersila sempurna sampai tertunduk-tunduk. Saya juga tidak akan sok suci, saya sering tertidur di saat khatib naik mimbar. Rasanya nikmat memang. Bahkan seringkali saya rasakan (ter)tidur kala khatib sedang berkhutbah lebih nikmat daripada tidur di kasur busa sekalipun.

Bisa jadi tidur itu adalah nikmat yang diberi-Nya karena kita stres dengan segala himpitan hidup, pekerjaan, dan lain sebagainya sehingga kita mengalami sulit tidur kala malam menjelang. Hidup di kota besar memang banyak tantangan dan cobaannya. Kita bahkan tidak perlu konsultasi ke dokter spesialis saraf, dan menanggung biaya obat yang mahal dan bisa jadi tidak aman. Khutbah Jumat adalah obat insomnia yang paling murah dan aman...! Setidaknya begitu yang saya rasakan.

Maka dari itu, kita harus banyak bersyukur kepada-Nya yang telah menidurkan kita kala khutbah sedang berkumandang. Jangan lupakan untuk mengapresiasi Sang Khatib Jumat yang telah memberikan nikmat (ter)tidur itu. Karena mungkin dengan begitu kita bisa lebih semangat bekerja, hilang penyakit, atau badan menjadi segar kembali. Namun, bagi yang tidak tertidur pun juga nikmat yang tiada tara pula. Mendapatkan nasihat, wejangan, ilmu atau wawasan baru, dibandingkan dengan mereka yang tertidur.

Salut untuk Khatib Jumat dimanapun anda berada….!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun