Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka untuk PKS-Haters

8 April 2014   20:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melalui wadah kompasiana ini saya pernah menulis soal PKS dan konsep pemikiran salah satu kadernya, Fahri Hamzah. Sila baca di sini

Meski mengambil latar peta pemikiran kader partai yang berlambang bulan-sabit-emas itu namun inti tulisan saya adalah mengkritisi perilaku kita (saya dan anda) yang lebih menyambut berita penangkapan politisi ketimbang soal indeks persepsi korupsi yang membaik. Anda sila menyanggah, ini pandangan pribadi yang saya ekstrak dari observasi sederhana tanpa metodologi ilmiah sedikit pun.

Tetapi sebagai penulis saya kecewa dengan hujan-tanggapan yang masuk. Tinimbang mendiskusikan inti tulisan tentang metode pengentasan korupsi yang efektif, apa daya perdebatan yang muncul justru lebih menusuk pada sisi pribadi person/partai yang saya jadikan latar tulisan. Ini menjadi salah satu alasan saya malas menanggapi komentar yang masuk; sudah tidak kondusif.

Adakah ini gambaran umum barisan pembenci subyek tulisan (baca: PKS dan Fahri Hamzah) atau bisa jadi saya sebagai penulis yang tidak pandai mengolah kata sehingga tanggapan tak sesuai harapan?

Adakah betul Fahri Hamzah (dan PKS) segitu getolnya tidak ingin memberantas korupsi cum membubarkan KPK? Adakah betul PKS itu senyawa berbahaya bagi keberlangsungan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia? Adakah betul PKS itu dapat menggoncang singgasana politik dan kultural gerakan Islam lain yang lama telah mendiami alam bawah sadar masyarakat Indonesia?

Atau jangan-jangan itu semua hanya delusi semata? *smile*

Apapun, mari kita perdalam subyek sesuai dengan judul tulisan ini: PKS-Haters

Saya sudah cukup lama berinteraksi dengan teman-teman PKS. Semenjak di masa putih-abu-abu, jenjang kuliah, hingga kini dunia kerja. Beberapa sahabat hidup saya bahkan bisa diklasifikasikan kader inti, bahkan ada yang memiliki akses langsung pada majelis syuro di DPP – forum sakral di PKS. Saya paham cara hidup dan jalan berpikir mereka. Thus, saya dapat menyimpulkan kekuatan dan ‘kartu as’ mereka *smirking*

Definisi kader dalam hemat saya adalah mereka yang sudah digembleng metode pengkaderan yang njlimet dan aktif di pelbagai kegiatan partai: pagi-siang-malam-dini hari, hari libur atau di tengah tuntutan kerja. Jadi jika mengaku sudah “mengaji” di pengajian PKS tapi tak pernah lelah-lelah masang spanduk tengah malam sampai digonggong anjing komplek baiknya jangan ngaku-ngaku kader.

Orang-orang yang sudah “lulus” hingga pantas menyandang pangkat “kader” dalam pemantauan saya memiliki ciri-ciri seragam: ibadah pribadi kuat, ibadah sosialnya pun tak kalah mentereng. Sangat bergaul dengan lingkungan, senang berdiskusi dan memahami kekayaan perbedaan pendapat. Satu syarat: anda berdebat dengan data dan fakta, bukan dengan emosi.

Sayangnya – jika komentar-komentar dalam tulisan saya itu adalah sebuah survey atas populasi PKS-Haters di dunia maya – maka saya berani menyimpukan kawan-kawan PKS-Haters belum berani satu ring adu data dan fakta tentang sikap, visi-misi, hingga program dengan kader partai ini. Atau ada yang berani menyanggah?

Pengamatan saya adalah kala barisan PKS-Haters melempar sebuah kalimat sinis, ini tidak lantas diikuti dengan data-data penunjang kenyinyiran itu. Mengapa bisa begitu, padahal jika terjadi tarung data tentu akan jadi pencerdasan masyarakat untuk bisa obyektif dalam memandang sebuah kasus. Sayangnya, tidak demikian kenyataannya. Kebanyakan haters adalah tukang kritik kosong yang tak siap bertarung.

Tentu bagi anda Haters yang berani bertarung data-fakta tidak saya masukkan sebagai subyek tulisan ini. Saya apresiasi sikap obyektif anda memilih posisi berseberangan karena paham kebobrokan internal partai kader ini.

Kini, menyambut perhelatan pesta demokrasi esok hari, ijinkan saya menyampaikan satu pesan kepada para PKS-Haters.

Anda yang ingin melihat kejatuhan partai ini adalah salah besar jika mendoakan mereka hancur suaranya esok. Saya menjamin, jatuhnya suara mereka di pemilu justru akan semakin menguatkan semangat mereka untuk kembali di perhelatan berikutnya. Tak percaya? Lihatlah lompatan kursi yang dinikmati PKS 1999 ke 2004 adalah justru ketika mereka memutuskan ber-oposisi dengan pemerintahan berkuasa.

Sayangnya, doa PKS-Haters di dunia maya yang saya amati justru mengamini ramalan lembaga survey yang menyatakan PKS tidak akan lulus parliament threshold. Jika saya ada di posisi anda, saya akan berdoa mereka menang di 10 pemilu ke depan. Maka, lihatlah pelan-pelan perhatian kader akan tergerogoti oleh kerja-kerja membangun indonesia namun luput dengan hal-hal kecil nan penting, yaitu melupakan pembangunan pribadi, terutama membangun iman dan keikhlasan *big-grin*

Catatan Penutup:
Jika betul terealisasi “ramalan” saya di paragraf terakhir, maka ijinkan saya ajukan pertanyaan tambahan:

kala PKS menang 10 pemilu ke depan, akan ada di mana posisi anda?
Tetap di barisan haters atau justru bergabung dengan mereka?

Silakan renungi masak-masak

Ciputat, jelang pemilu 2014
Ditulis santai di kala tenggat waktu pekerjaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun