Mohon tunggu...
Arif Firmansyah
Arif Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

Seorang trader, travelling menjadi hobi saya terutama tempat yang paling saya suka adalah pantai juga tempat wisata yang identik dengan keindahan alamnya, selain itu saya juga menyukai topik terkait perkembangan teknologi, sepak bola, hiburan, humor, anime.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Definisi Diri Sendiri adalah Musuh yang Sebenarnya

24 Februari 2024   00:09 Diperbarui: 24 Februari 2024   00:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source image: pexels.com

Dunia adalah sebuah tempat yang dimana didalamnya terdapat beragam makhluk hidup terutama manusia, yah kita adalah manusia yang dimana sesama manusia saling memandang dan juga saling menilai terhadap sesama, baik atau buruk tergantung pandanganya terhadap apa yang dilihat dan pikiranya.

 Pernah dengar kalimat "musuh terbesar adalah diri sendiri" mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang namun makna yang saya tangkap dalam kalimat ini adalah bahwa pikiran sendirilah yang paling menentukan terhadap sesuatu itu dapat dilihat baik atau buruk.

Dalam setiap pikiran manusia terdapat alur yang bisa dikatakan alur tersebut berarti gabungan antara sifat/pikiran, cara pandang, perilaku dan semua yang berefek kepada diri sendiri baik yang dapat dikontrol maupun tidak.

Kita bayangkan bahwa alur disini diimajinasikan sebagai garis lurus yang melaju kedepan dan tidak memiliki cabang atau belokan apapun, lalu datanglah sebuah sesuatu kita sebut saja masalah, secara dasar garis itu sebenarnya memiliki banyak pemilik seperti didalamnya terdapat sifat(senang, sedih, marah, dsb), lalu terdapat perilaku(kasar, lembut, dsb) dan sebagainya.

Dimana para pemilik  itu akan berbuat seperti seorang pemilik sebenarnya/semena-mena jika seiring waktu terus diberi ijin sebagai penggerak, malas contohnya dimana malas ini adalah sesuatu yang paling umum dibiarkan semena-mena.

Dari ilustrasi garis lurus diatas kita bisa membayangkan jika sifat malas dibiarkan mengendalikan maka garis lurus tersebut akan membentuk garis yang melaju penuh dengan kotoran yang seperti menghambat pergerakan, yakinkan dirimu bahwa malas merupakan sebuah kesalahan yang lebih baik dihindari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun