Dalam empat hari terakhir, pergerakan Indeks Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan beberapa kesamaan dengan penutupan di zona hijau yang berakhir di level 6800, meskipun sempat menyentuh level 6944, tapi IHSG hari ini mengalami kenaikan sehingga berhasil close di angka 6917.
Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh beberapa sentimen yang menjadi perhatian pelaku pasar.
Salah satu sentimen penting yang diperhatikan oleh para pelaku pasar adalah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang bertahan di level 5,75% sejak Januari 2023.
Pelaku pasar juga mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga di pekan ini, yang diperkirakan menjadi yang terakhir di tahun ini.
Inflasi Amerika Serikat telah menurunkan ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan The Fed, selain suku bunga, ada juga beberapa data penting yang menjadi fokus para pelaku pasar seperti PMI Manufaktur Jepang, inflasi Singapura, data S&P Global chips Manufacturing di Inggris dan Amerika Serikat yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh aktivitas manufaktur yang terdampak oleh pelemahan ekonomi global.
Sektor energi, terutama saham-saham batubara, juga menarik perhatian para pelaku pasar.
Terutama saham-saham batubara, juga menarik perhatian para pelaku pasar  harga batubara dunia yang mengalami koreksi menjadi sorotan, namun dalam pekan terakhir tampak menguat.
Harga batubara di China juga menunjukkan peningkatan, dan beberapa perusahaan tambang batubara di Indonesia, seperti PTBA, ITMG, juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Sejumlah analis mencatat bahwa trend kenaikan harga batubara ini mungkin hanya rebound sesaat, oleh karena itu realisasi kinerja keuangan emiten batubara ke depan tetap menjadi faktor penentu arah pergerakan pasar dan nilai tukar Rupiah.
Dalam kondisi ketidakpastian global, pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan sentimen dan data ekonomi.