Dalam sebuah percakapan, pada umumnya orang indonesia berbicara dengan kalimat yang lengkap dan kerap merasa aneh atau jengkel ketika ditengah pembicaraan ada instrupsi atau disela oleh lawan bicara. Namun berbeda dengan gaya percakapan orang jepang.
Pada percakapan antar kedua manusia Jepang, sering kita mendengar ungkapan seperti eetoo, hai, sou desuka, naru hodou, ee, sou desune, dan sebagainya di tengah percakapannya. Ungkapan - ungkapan kecil ini digunakan untuk menimpali pembicaraan seseorang dan disebut sebagai istilah Aizuchi.
Kata Aizuchi berasal dari dua kata yaitu Ai yang artinya saling atau bersama-sama dan Tsuchi yang artinya menempa atau memukul. Seperti asal muasal katanya, Tsuchi ibarat seperti menempa besi. Ketika sedang menempa dan katakanlah pandai besi tersebut sedang membuat Katana, dan panda besi setidaknya membutuhkan dua orang untuk menempa besi secara bersama - sama dalam proses pembuatan pedang katana lalu saling menimpali ketika menempa pedang secara bergantian.
Umpama dalam bahasa Indonesia seperti begitu ya?, oh seperti itu, Aa, Masa Sih?!, Baik..., dan sebagainya dalam percakapan sehari - hari dan hal ini sebenarnya digunakan untuk memberi sinyal kepada lawan pembicara kalau kita menanggapi dan memperhatikan ketika lawan bicara sedang berbicara. Pada orang jepang, penggunaan Aizuchi cukup sering dan memang dalam buku - buku pelajaran bahasa Jepang kerap berbeda - beda dalam menterjemahkannya. Namun berbeda dengan orang Indonesia jika dalam suatu bincang - bincang hal tersebut dapat membuat orang jengkel bahkan bisa berakhir saling memaki apabila sering digunakan.
Frekuensi penggunaan Aizuchi cukup sering ketika berbicara khususnya dengan native. Dalam penelitian yang dilakukan oleh profesor Nobuko Mizutani dengan mengambil sampel suatu acara reality show televisi dan menyimpulkan bahwa ungkapan ee adalah kata yang paling sering muncul dalam acara yang berlangsung selama 30 menit tersebut serta terdapat setidaknya 602 kali aizuchi yang digunakan. Hal ini memang bagian dari budaya dan kebiasaan orang Jepang ketika berbicara. Ungkapan ini pun menjadi suatu bentuk dari etika mereka ketika sedang bercakap - cakap namun perlu digaris bawahi hal tersebut tergantung situasi dan dengan siapa kita berbicara.
Pembelajar bahasa jepang yang khususnya bahasa ibunya bukan bahasa Jepang kerap mengalami kesulitan dalam menggunakan ungkapan - ungkapan Aizuchi karena dianggap kurang perlu. Namun bila ungkapan Aizuchi tidak digunakan, pembicaraan kerap seperti sedang membaca naskah berita yang panjang lebar dan pembicaraan menjadi hambar serta terkesan seperti berbicara sendiri. Untuk itu, dalam belajar bahasa Jepang penting sekali untuk mengenal "cara berbicara orang Jepang" dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang sehingga komunikasi menjadi lebih nyaman dan pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan maksud serta tujuan dari si pembicara.
Sedikit tips dalam belajar bahasa Jepang untuk lebih terbiasa dengan Aizuchi ini yaitu dengan mendengarkan podcast berbahasa Jepang. Beberapa podcast tersedia pada kanal Youtube dan juga terdapat penjelasan serta terjemahan dalam bahasa inggris untuk memudahkan pendengar dan penonton dapat memahami pembicaraan yang sedang berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H