Suaminya hanya tertawa dan berkata “Jangan takut, bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama dan para Auliya”.
Maka, Sultan Murad II pun menangis, dan berkata “Benar! Demi Alloh, akulah Sultan Murad, sultannya kaum muslimin, besok pagi kita akan memandikannya, mensholatinya dan menguburkannya”. Akhirnya prosesi jenazah pria itu dihadiri oleh Sultan, ulama, dan seluruh masyarakat.
Pelajaran dari kisah ini:
- Pada masa itu penjualan minuman keras juga ada, namun penjualannya terbatas. Mungkin dibatasi tempat penjualan dan jumlahnya.
- Pada masa itu prostitusi juga ada, namun dilokalisasi tempatnya dan dibatasi waktu beroperasinya.
- Melakukan kebaikan walaupun kecil dampaknya tetap saja sebagai kebaikan. Yang dilakukannya tidak mungkin menghilangkan kebatilan, tetapi membantu mengurangi kebatilan terjadi.
- Yang tampak belum tentu yang sesungguhnya. Perlu mencari informasi yang lengkap untuk memahami fenomena yang terjadi. Jangan cepat menghakimi.
- Saran untuk menyembunyikan kebaikan sebagaimana menyembunyikan keburukan, bukan pembenar seseorang melakukan keburukan dan menyembunyikannya. Karena ajaran Nabi Muhammad SAW “Barang siapa diantara kalian yang mampu untuk memiliki amal sholeh yang tersembunyikan maka lakukanlah”.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Murad_IV
- http://www.fotodakwah.com/2016/04/sembunyikanlah-kebaikanmu-sebagaimana.html
- http://www.muradmaulana.com/2014/12/kisah-sultan-murad-iv-dan-mayat-di-hutan.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H