Ketika kita memiliki anak yang sudah berusia belasan, sudah mulai banyak perubahan dalam dirinya.Â
Bisa perubahans secara fisik karena faktor hormonal. Jika anak perempuan, mulai membesar bagian dada dan pinggul, bagi anak laki-laki mulai ada perubahan suara dan munculnya jakun, dan lain-lain.Â
Perubahan fisik yang dirasakan remaja juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis dan kehidupan sosialnya. Ia akan merasa sudah dewasa dengan pengalaman tentang kehidupan yang belum matang.Â
Ia merasa memiliki rencana kehidupan sendiri dan sudah merasa dirinya bisa hidup mandiri, akan tetapi sebenarnya masih sangat bergantung kepada orang lain (terutama orang tua).Â
Di sisi lain, ia butuh pembuktian kepada teman-temannya, bahwa ia lebih baik dan lebih hebat. Seringkali remaja akan lebih menuruti kemauan temannya dibanding keinginan orang tua.
Meskipun demikian, ada beberapa kondisi diri idealnya remaja tidak seperti kenyataannya. Ada beberapa remaja yang minder (self esteem rendah) karena ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal, akan tetapi kenyataannya ia memiliki tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk.Â
Kondisi tubuh tersebut diperparah dengan komentar orang terdekat, terutama teman sebayanya. Bahkan disertai dengan nada atau kalimat ejekan. Ini akan semakin menurunkan self-esteem pada remaja.
Apa itu self esteem?
Secara definisi oleh ahli Coopersmith (1967), self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh seseorang mengenai hal yang berkaitan dengan dirinya yang diekspresikan melalui bentuk penilaian tertentu dan menunjukkan level keyakinan dirinya terhadap kemampuannya, penting atau tidak dirinya, dan nilai keberhargaan dirinya.Â
Sedangkan Fennel (1998) mengungkapkan bahwa self esteem adalah keyakinan dasar (core belief) secara umum terhadap dirinya. Ketika penilaian individu terhadap dirinya negatif, maka akan muncul kondisi self esteem yang rendah.Â
Self esteem atau bisa disebut sebagai tingkat keberhargaan dirinya. Sebagaimana ia menilai dirinya, seberapa berharga atau tidak tentang dirinya.