Dua partai politik diatas tentu sedang 'menggelar' di langit Indoesia raya akan berita-beritanya, dua partai yang waktu-waktu terakhir ini digelandang oleh media mainstream ke arena opini publik. Demokrat dengan KLB-nya, dan PKS dengan KPK-nya. Kabar terbaru sore ini dari KLB partai pemenang pemilu 2009 (yang awalnya akan tampak begitu heboh cetar membahana itu) mungkin sudah bisa diprediksi oleh sebagian pengamat. Tapi tetap saja memberi kejutan buat saya, dan juga menyelipkan lucu. Menggelitik jemari untuk menuangkan kegeliannya dalam catatan pendek ini. Catatan kecil tentang untuk membandingkan perilaku partai dan tokoh-tokohnya. Dan ini, (hanya) sekedar 3 catatan kecil : 1 >> PKS : LHI ditersangkakan oleh KPK >> dalam waktu 1 X 24 jam sudah ada pengganti. Tanpa ada perpecahan, tanpa ada pengurus yang mengundurkan diri, tanpa ada perang kata-kata apalagi perang sms. DEMOKRAT : Anas diputuskan menjadi tersangka oleh KPK >> dalam waktu ? X 24 jam (? = entah gak terhitung itu angka berapa. Hitung aja ya sendiri:) Bahkan sebelum dijadikan tersangka pun Anas sudah merasa digoyang, dijatuhkan, di -pakta itegritas-kan, di-sprindik-kan) gak jelas ada pengganti. Diambil alih oleh Majelis Tinggi, gonjang-ganjing KLB atau penunjukkan by SBY, perang pendukung, berantem di ILC, pengurus lepas jaket almamater, adu sms di media. Akhirnya ada KLB, #ehh ternyata si Bapak juga yang jadi Ketum. 2 >> PKS : LHI mundur dari presiden partai >> "Hasbunallah wa ni'mal wakil.." sembari tersenyum dan menunjukkan salam 3 Besar. DEMOKRAT : Anas mundur dari ketua umum partai >> "ibarat bayi yang lahir, Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan", "Ini baru halaman pertama. Masih banyak halaman-halaman berikutnya yang akan kita buka dan baca bersama", sembari melepas jaket kebanggaan partai. "Saya lepas jaket ini. Dan saya menjadi manusia yang bebas dan merdeka," kata Anas, di kantor DPP PD. 3 >> PKS : Anis Matta menjadi presiden PKS >> dalam konferensi pers (Pidato Politik pertamanya), langsung mennyampaikan pengunduran diri dari Wakil Ketua DPR RI, dan juga sebagai anggota DPR RI. DEMOKRAT : Ibas Yudhoyono >> setelah disentil keras oleh media karena tertangkap kamera tetap absen rapat paripurna padahal tidak hadir. Bahkan absennya pun diantarkan ke ruangan. Setelah di-badai-kan oleh media, esoknya 'mengikuti' jejak Anis Matta. Mengundurkan diri dari anggota DPR RI dengan alasan akan fokus pada partai dan keluarga. (sedikit yang lucu bagi saya adalah, konferensi pers-nya dengan membaca teks. Padahal beliau adalah Sekjen partai paling berkuasa di negeri ini). Dan sebagai penutup kelucuan ini saya ingin mengucapkan, Selamat kepada Bapak SBY yang telah ditetapkan sebagai 'presiden' Republik Demokrat. Terima kasih atas 'contoh yang baik' ini. Semoga anak-anak negeri di republik Indonesia kelak semakin cerdas dan mandiri dalam menilai dan memilih sebuah partai politik. *catatan kecil tentang konflik partai dan suksesi kepemimpinan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H