Mohon tunggu...
Arif Budiman
Arif Budiman Mohon Tunggu... -

-indonesia, negeri tercinta-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Debat Kandidiat‬

11 Juni 2014   00:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402396865481591942

Kekurangan Prabowo-Hatta adalah tidak mempersiapkan debat ini dengan baik. Beberapa jawaban terkesan mbulet dan Prabowo kurang berbagi waktu dengan Hatta. Semua disimpan dalam kepala tanpa banyak dituangkan dalam teks. Tapi disana saya malah melihat naturalnya Prabowo.

Entah, seperti melihat kejujuran dalam jiwa patriotisme yang ingin bangsa ini bangkit dari jajahan negara2 asing. Jiwa korsanya juga mengaum saat isu HAM dinyalakan. Seperti ingin bilang, saya bukan penghianat bangsa ini. Justru sebaliknya, saya menjadi bagian orang2 yang siap mati untuk keutuhan negeri ini.

Bener2 ngeliat gagasan orisinilnya untuk menyelamatkan bangsa ini. Tanpa ada teks yang harus dihapal. Tanpa dibuat2. Seperti melihat sesuatu didepan mata dan dalam hatinya, lalu ia ceritakan kepada semua.

Dan Hatta, pribadi yang mengalir dengan taktis. Bisa berpikir cepat memenuhi ruang kosong yang belum diisi Prabowo. Sembari sesekali mengambil inisiatif untuk maju memberikan gagasan solutif. Ditambah kepiawaiannya untuk berbicara diplomatis, mengimbangi Prabowo yang sesekali meledak.

Jokowi-JK sukses dengan persiapan debatnya. Salut. Mungkin seperti yang sudah digembar-gemborkan. Persiapan khusus dengan 3 ahli. Semua analisis jawaban sudah dipersiapkan. Bahkan sebagiannya dicatat rapih. Jawaban2 singkat dan to the point dari hasil kerja2nya selama ini.

Beberapa catatan kekurangan JKW adalah suka menyindir, jawaban yang tak terkonsep tampak patah dan menyerahkan ke JK, menggampangkan pengelolaan negara. Tinggal pencet2 ipad semua bisa diselesaiin, katanya. (jadi inget gimana Jokowi pas kampanye pilgub Jakarta dulu, bilangnya gampang nyelesaiin macet ama banjir itu).

Lalu JK yang tampak lebih menguasai, sampe seorang temen bilang kayaknya lebih oke JK-JKW. Ya, JK capresnya JKW cawapresnya. JK memang pandai, seorang diplomat yang mengerti betul arah pertanyaan, mengatur kata2 pilihan, termasuk memancing emosi Prabowo. Tapi tampak beberapa kali meremehkan dengan senyum2nya. Itu yang kurang suka.

Catatan terakhir, closing yang sudah text book banget, baca abis, plus tampak sudah disiapkan sekali pemanis dengan menyandingkan kedua istri mereka dan berdiri berurutan sesaat namanya disebut JKW.

Tapi ada satu hal yang baik, yang ditiru oleh Jokowi dari Prabowo. Memulai bersalaman, dan membalas sebutan nama Prabowo-Hatta saat diawal debat.

Salam Indonesiaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun