Mohon tunggu...
Arifa RheaWerdaningsih
Arifa RheaWerdaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tingkat Akhir

Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sampah Organik vs Ikan Laut: Mahasiswa KKN Undip Edukasi Masyarakat tentang Dampak Sampah Organik di Laut

31 Juli 2021   19:31 Diperbarui: 31 Juli 2021   19:43 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Booklet Kegiatan (dokpri)

Kabupaten Pemalang (18/07/2021)    Salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro yang masuk dalam Tim II KKN Undip 2021 melakukan kegiatan sosialisasi secara daring. Sosialisasi ini mengikutsertakan anggota PKK Desa Banjaran dengan menyesuaikan tema KKN "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". 

Program ini dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Arifa Rhea Werdaningsih. Memudahkan dalam akses, mahasiswa membuka meeting melalui website jitsi meet dan aplikasi Whatsapp. Selama pandemi, perizinan telah dilakukan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku.

Sampah organik merupakan salah satu limbah baik dari domestik maupun industri yang menempati kelompok limbah paling banyak baik di Indonesia maupun dunia. Sampah organik ini dapat berasal dari hewan, tumbuhan hingga manusia yang meliputi buangan langsung maupun setelah menjadi produk olahan seperti kertas, tisu, cangkang telur dan lain sebagainya. Sebagai wilayah perkampungan, Desa Banjaran dapat menghasilkan sampah organik lebih tinggi daripada jenis sampah lainnya. 

Dampak langsung terhadap lingkungan, gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah organik merupakan gas metana penyebab efek rumah kaca terhadap bumi. Sampah organik yang dibuang kelautan tentunya dapat menyebabkan pencemaran baik secara langsung terhadap ekosistem laut maupun tidak langsung kepada manusia. Bakteri yang membantu mengurai sampah akan memanfaatkan oksigen dalam perairan yang menyebabkan kadar oksigen akan menurun dan merusak biota di dalamnya. 

Tidak hanya itu, bakteri, jamur hingga virus yang  memenuhi sisa sisa sampah dapat terserap oleh kerang-kerangan yang mana menjadi biota filter feeder. Kandungan berbahaya dalam beberapa jenis zat organik seperti deterjen dapat menjadi penyebab terjadinya eutrofikasi dan juga merusak organ-organ pada ikan. Padahal ikan laut menjadi salah satu konsumsi terbesar masyarakat Indonesia. Ikan laut menjadi salah satu bahan makanan yang memiliki zat gizi yang tinggi. 

Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri sudah menggencarkan GEMARIKAN (Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan) sebagai upaya meningkatkan gizi sejak dini serta menyarankan konsumsi ikan laut minimal 300 gram dalam sepekan. Zat gizi yang dapat ditemukan pada ikan laut meliputi protein, asam lemak omega 3-6-9, rendah kolesterol, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin D, selenium, seng(zinc), yodium dan zat besi. 

Kandungan pada ikan laut dapat membantu para penderita anemia, hipertensi, hingga penyakit jantung. Namun, peran ikan laut di masa pandemi Covid-19 sekarang ini yaitu meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak hanya itu, omega-9 dapat dimanfaatkan dalam pencegahan dan mengurangi inflamasi/peradangan yang disebabkan infeksi virus corona. Program ini merupakan ajakan dan bentuk pengingat kepada masyarakat agar lebih menjaga lingkungan sekitar  serta untuk terus mengatur pola makan yang sehat selama pandemi sebagai bentuk menjalankan protokol kesehatan. Informasi pada kegiatan ini diharapkan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat Banjaran.

Pelaksanaan Program 1 via jitsi  (dokpri)
Pelaksanaan Program 1 via jitsi  (dokpri)
 

Pelaksanaan Program 2 via WhatsApp (dokpri)
Pelaksanaan Program 2 via WhatsApp (dokpri)
 

Penulis : Arifa Rhea Werdaningsih

Dosen Pembimbing : Arwinda Nugraheni, SKM, M.Epid

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun