ramadhan adalah bulan yang di istimewakan, lebih istimewa di bandingkan dengan bulan yang lain. di dalamnya terdapat ampunan dan pahala yang tiada habisnya, sejalan dengan kewajiban berpuasa penuh selama 30 hari. Ramadhan banyak mengajarkan kita tentang arti sabar, menahan segala hawa nafsu dan membatasi diri dari lingkup kemaksiatan.Â
saat aku masih kecil, ramadhan adalah "sesuatu" yang amat dinanti, perasaan excited ketika tau akan banyak kegiatan yang menyenangkan. dulu semasa kecilku begitu, selalu penuh perasaan senang yang menggebu karena tau kakak-kakak remaja masjid sudah menyiapkan segudang kegiatan seru selama ramadhan. mungkin alasan yang sederhana, namun perasaan bahagia itu terasa sangat nyata.
umurku bertambah, semakin hari semakin berkurang dan mendewasa perlahan. beberapa berubah, kesibukan baru yang belum pernah dibayangkan oleh "aku kecil", kesibukan yang kadang menyita waktu, membuat sedikit lupa sekitar. namun, aku bersyukur perasaan senang itu masih ada dan masih sama. juga kini aku sudah menjadi "kakak-kakak remaja masjid" yang dulu selalu ku tunggu kegiatan asyiknya.
namun, dibalik itu semua, sejujurnya beberapa hal terasa hilang, menjadi "kakak-kakak remaja masjid" membuatku sibuk dengan urusan acara dan banyak lupa melanjutkan tadarus. ramadhan tetap seru seperti kecilku dulu, namun porsiku bermanja dengan ibadah sedikit terburu, terbagi dengan sibuk memikirkan dan menyiapkan serangkaian kegiatan menyenangkan untuk adik-adik. dulu aku selalu bisa khatam 30 juz selama ramadhan, tapi kini lebih sibuk dengan urusan mengajari adik-adik rukun islam setelah tarawih dan saat takjilan. dulu selalu bisa bangun tahajud, memperbanyak rakaat dan berdoa. tapi kini bahkan sampai rumah lepas jam dua, dini hari pula. sibuk dengan mempersiapkan kemeriahan takbiran, untuk adik-adik juga.Â
sejatinya bukan "hilang", namun ia berganti. entah dapat disamakan porsinya atau tidak, namun rasanya tetap bahagia bisa menjalani ramadhan sebagaimana mestinya. ramadhan akan selalu menjadi istimewa, bagaimanapun bentuk merayakannya. dan, beginilah suatu "hilang yang berganti" dalam versiku. tidak selalu buruk, tapi semoga aku bisa lebih memperbaiki diri di kesempatan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H