Arifanty Manur, Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar
Seperti yang kita ketahui saat ini Indonesia tengah dilanda krisis ekonomi karena adanya penyebaran COVID-19 yang cepat dimana-mana. Hal ini juga terjadi di dalam Pasar Saham Indonesia (BEI) karena adanya potensi penurunan minat berinvestasi.Â
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada perdagangan hari Selasa 7 April  tercatat mengalami penurunan menjadi 33.18 poin atau 0,69% ke level 4,778.63.Â
Perdagangan saham hari Selasa kemarin berjalan sangat ramai dengan frekuensi 738.682 kali transaksi senilai Rp. 9,6 Triliun. Sebanyak 161 saham menguat, 251 saham turun dan 140 saham stagnan.Â
Sedangkan Bursa Asia sendiri bergerak positif dimana indeks Nikkei 225 menguat 373 poin ke 18.950, Indeks Hang Seng naik 504 poin ke 24.253, Indeks Shanghai naik 56 poin ke 2.820 dan Indeks Strait Times naik 95 poin ke 2.565.
Salah satu kendala yang berat bagi pergerakan IHSG ialah pelemahan nilai rupiah. Lemahnya nilai rupiah ini disebabkan oleh salah satunya penyebaran COVID-19.Â
Tanggal 7 Maret 2020 1 Dollar Amerika itu senilai dengan Rp. 14.256,35 , nilai ini masih termasuk asumsi makro dalam UU APBN 2020 yaitu Rp. 14.400 per Dollar AS.Â
Penurunan nilai Rupiah yang sangat drastic terjadi pada tanggal 23 Maret 2020 yaitu 1 Dollar Amerika Serikat senilai Rp. 16.510,31. Pemerintah terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk memastikan ekonomi tetap stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H