Pada tanggal 1 April 2024, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang mengadakan diklat "Wawasan Kebhinekaan Global" bagi mahasiswa PPG Prajabatan Sosiologi kelas 001 Gelombang 2 Tahun 2023 di Gedung A21 Pascasarjana. Acara ini dipimpin oleh dua dosen yang berasal dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang yaitu Drs. Nur Hadi, M.Pd., M.Si. dan Deny Wahyu Apriadi, S.Ant., M.A. Diklat Wawasan Kebhinekaan Global tersebut berisikan lima topik utama yang disajikan kepada mahasiswa PPG Prajabatan.
Topik pertama, yang berjudul "Dunia yang Beragam", membahas terkait keberagaman budaya yang ada di dunia. Kita juga harus menghargai keberagaman tersebut seperti etnis, suku, agama, budaya dan latar belakang sosial masyarakat yang ada di berbagai dunia. Keberagaman merupakan suatu anugerah yang harus kita jaga dan lestarikan karena hal tersebut memiliki nilai tersendiri dalam masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mempelajari konsep-konsep keberagaman, kerentanan serta solusi dari permasalahan yang muncul terkait keberagaman tersebut.
Dalam topik tersebut, mahasiswa juga disajikan tayangan video terkait ragam manusia yang memunculkan pertanyaan "Apakah kita 100% Indonesia?". Pertanyaan tersebut memunculkan diskusi aktif dan menghasilkan kesimpulan bahwa manusia Indonesia juga merupakan bagian dari manusia global karena adanya migrasi pada masa lampau. Hal ini menjadi penting dalam mengetahui keberagaman global yang ada di dunia saat ini.
Topik kedua, yang berjudul "Kebhinekaan Indonesia", membahas pentingnya menerapkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari seperti menghargai dan menerima latar belakang budaya yang berbeda. Toleransi tersebut dapat diterapkan di lingkungan sekolah, lingkungan pesantren dan lingkungan masyarakat.Â
Topik ketiga, yang berjudul "Berdamai Dengan Diri", membahas manusia yang memiliki karateristik masing-masing. Identitas yang dihasilkan saat ini merupakan konstruksi sosial dan budaya yang ada. Kita tidak perlu mengejar standar yang diciptakan oleh media terkait identitas kita dan kita harus lebih berfokus pada pengembangan nilai yang ada pada diri kita daripada terjerumus ke dalam trend yang menghasilkan identitas palsu.
Topik keempat, yang berjudul "Keragaman di Sekolah", membahas tentang nilai dan norma yang berlaku serta karateristik yang ada di sekolah kita. Kita juga harus mampu mengimplementasikan nilai toleransi dan memperkuat budaya yang ada di sekolah dengan aktivitas kebhinekaan.
Topik kelima, yang berjudul "Menuju Sekolah Damai", membahas tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas yang dimiliki oleh sekolah. Hal ini dapat menjadi tindakan preventif dalam menangani hal-hal yang tidak diinginkan seperti kenakalan remaja yang akhir ini marak terjadi yaitu bullying dan tawuran. Topik ini juga mengajarkan kita agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif aman dan nyaman bagi peserta didik ketika belajar di sekolah.
Kesimpulan dari diklat "Wawasan Kebhinekaan Global" adalah bahwa sebagai calon guru profesional, kita harus mampu memahami serta mengimplementasikan nilai-nilai toleransi terhadap keberagaman budaya yang ada di dunia. Kita juga harus mampu menanamkan nilai-nilai tersebut pada peserta didik di sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang menyisipkan elemen Profil Pelajar Pancasila (P5) agar dapat menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan berbudaya. Diklat ini juga membantu mahasiswa PPG Prajabatan guna meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru masa depan dalam menghadapi tantangan terkait keberagaman terutama keberagaman peserta didik.