Warga negara yang baik lebih dibutuhkan dari pada warga negara pintar. Akhir-akhir ini banyak perilaku warga negara yang tidak mencerminkan perilaku baik. masyarakat indonesia sudah terbiasa dengan suap menyuap. Misalnya dalam pembuatan sim, stnk masyarakat menggunakan kepintarannya untuk memilih jalur cepat yaitu dengan menyogok atau nembak. ini dilakukan karena lebih instan, cepat dan hemat waktu. dari pada jalur umum yang menguras waktu dan harus bolak balik ke kepolisian.
Dalam masyarakat budaya buang sambah disungai semakin meningkat, ditandai dengan adanya pendangkalan sungai dan banjir ketika musim hujan. Buang sampah sembarangan juga sudah menjadi hal yang biasa. Buang sampah pada tempatnya adalah hal yang sepele namun sering disepelekan oleh masyarakat akibatnya lingkungan menjadi kotor dan kumuh.
Kejadian tersebut merupakan perilaku warga negara yang tidak baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat terhadap peraturan. Perilaku suap menyuap jelas melanggar peraturan mereka menggunakan kepintarannya untuk mempercepat proses. Bagaimana sistem hukum kita mau maju kalau warganegara tidak taat hukum.
Sudah saatnya kita sadar diri untuk menjadi warga negara yang baik, dimulai dari diri kita sendiri demi kemjuan Indonesia. Indonesia saat ini lebih membutuhkan warga negara yang baik daripada warga negara yang pintar. Coba liat para pejabat akibat kepintarannya dmereka malah melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. namun sangat indah bila warga negara yang baik namun juga pintar. Buang sampah pada tempatnya adalah contoh warga negara yang baik walaupun hal yang sepele. Dimulai dari hal yang sepele maka akan tercipta kebiasan baik yang lebih lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H