Mohon tunggu...
Arif Alfi Syahri
Arif Alfi Syahri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

"Hanya Mahasiswa biasa yang mencoba untuk berkarya." •Jurusan : PAI, STAI-PIQ Sumatera Barat •Instagram : @muhammadarifalfisyahri •Email : arifalfisyahri94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Nasehat Penyemangat dari Buya Hamka

24 Mei 2022   13:32 Diperbarui: 30 September 2022   00:30 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang akrab disapa Buya Hamka adalah seorang ulama karismatik Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Buya Hamka adalah sosok yang multitalenta, selain sebagai tokoh agama, Buya Hamka juga merupakan seorang sejarawan, wartawan dan sastrawan terkemuka. Karya-karya beliau tak lekang oleh waktu. Meski telah wafat pada 24 Juli 1981, namun hingga kini nama dan karya beliau masih harum di tengah masyarakat. 

Berikut ini penulis merangkum 5 nasehat dari Buya Hamka dari berbagai sumber, semoga saja bisa jadi penyemangat untuk kita dalam menjalani kehidupan.

1. "Hidup terbina antara pahit dan manis. Jikalau selalu saja pahit, hati akan menjadi rawan. Kalau senantiasa saja manis, hati akan menjadi bosan."

Maknanya:

Dalam kehidupan tak selamanya kita dihadapkan pada permasalahan dan kesulitan, karena Allah maha tahu batas kemampuan, juga tak selamanya kita diberikan kesenangan dan kenikmatan, karena manusia mudah bosan. Sedih dan senang bergantian datang agar kehidupan kita tidak berjalan monoton dan stagnan. Tuhan menimpakan kepada kita ujian, itu merupakan cara Allah agar kita terus berkembang. Kita semua tahu bahwa tiada jalan yang lurus saja terbentang dan tak ada lautan tanpa riak dan gelombang. Artinya problematika yang mendera kita itu merupakan suatu keniscayaan dalam hidup yang tak bisa kita pungkiri. Disamping kesedihan itu, Tuhan juga memberikan kita kebahagiaan, kenikmatan dan kesenangan sebagai penghias dalam kehidupan kita di dunia ini. 

2. "Jangan tangisi yang telah hilang, tapi syukuri yang masih ada." 

Maknanya:

Tiada gunanya menyesali apa yang sudah tak mungkin kembali, lebih baik mensyukuri apa yang masih kita miliki. Disinilah pentingnya keikhlasan hati dan kelapangan dada bila nanti kita ditimpakan musibah oleh Allah berupa kehilangan. Kita harus bangkit dan tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Kehilangan memang sangat berat dan menyayat hati, bahkan tidak bisa terlupakan sepanjang hidup. Namun, kita mesti menyadari bahwa kehidupan terus berjalan, jadi kita harus merelakan apa yang memang sudah hilang dari genggaman tangan. Lebih baik kita menjalani hidup dengan ikhlas dan penuh rasa syukur dengan apa yang kita punya saat ini dari pada meratapi sesuatu yang sudah tak mungkin datang kembali.

3. "Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, sebab di dalam mencoba itulah kita belajar dan membangun kesempatan untuk berhasil."

Maknanya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun