4. Deklarasi Balfour
Dari tahun 1517 hingga 1917, Israel bersama dengan sebagian besar Timur Tengah, diperintah oleh Kekaisaran Ottoman.
Namun Perang Dunia I secara tidak langsung mengubah lanskap geopolitik di Timur Tengah. Â Pada tahun 1917, di puncak perang, Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour mengajukan surat niat untuk mendukung pembentukan tanah air Yahudi di Palestina. Â Pemerintah Inggris berharap deklarasi resmi tersebut yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour akan mendorong dukungan untuk Sekutu dalam Perang Dunia I.
Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918 dengan kemenangan Sekutu, 400 tahun kekuasaan Kekaisaran Ottoman pun berakhir, dan Inggris Raya mengambil kendali atas apa yang kemudian dikenal sebagai Palestina (Israel modern, Palestina dan Yordania).
Deklarasi Balfour dan mandat Inggris atas Palestina disetujui oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1922. Mayoritas bangsa Arab dengan keras menentang Deklarasi Balfour, khawatir bahwa tanah air Yahudi akan menjadi ancaman bagi orang Arab Palestina.Â
5. Konflik Antara Yahudi dan Arab
Sepanjang sejarah Israel, ketegangan antara orang Yahudi dan Muslim Arab telah ada. Permusuhan yang kompleks antara kedua kelompok itu sudah terjadi sejak zaman kuno ketika mereka berdua menghuni daerah itu dan menganggapnya suci. Baik orang Yahudi dan Muslim menganggap kota Yerusalem suci. Â Ini berisi Temple Mount, yang meliputi situs suci Masjid al-Aqsa, Tembok Barat, Kubah Batu dan banyak lagi.
Sebagian besar konflik dalam beberapa tahun terakhir berpusat pada siapa yang menempati wilayah-wilayah sentral seperti Gaza, Dataran Tinggi Golan dan Tepi Barat.
6. Gerakan Zionisme
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sebuah gerakan politik dan agama yang terorganisir yang dikenal sebagai Zionisme muncul di kalangan orang Yahudi. Pencetus ideologi Zionisme tersebut adalah seorang wartawan Yahudi Jerman yang bernama Theodor Herzl. Meski pada awalnya ideologi ini mendapat tantangan dari beberapa orang Yahudi, karena menurut kepercayaan Yahudi hanya Messias saja yang berhak menyatukan semua Bangsa Israel di seluruh dunia, tentu hal itu bertentangan dengan ajaran Yahudi. Namun kemudian seiring berjalannya waktu mayoritas Yahudi mendukung Zionisme.Â
Zionis ingin membangun kembali tanah air Yahudi di Palestina. Â Sejumlah besar orang Yahudi berimigrasi ke tanah suci kuno itu dan membangun pemukiman. Â Antara tahun 1882 dan 1903, sekitar 35.000 orang Yahudi pindah ke Palestina. Â 40.000 lainnya menetap di daerah tersebut antara tahun 1904 dan 1914.