Tanggal 18 Desember 2015 lalu, saya dan 9 kompasianer jogja berkesempatan untuk hadir dalam acara Pembukaan Gebyar Energi Pertamina yang diselenggarakan di Atrium Ambarukmo Plaza. Acara ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian program peringatan Hari Ulang Tahun Pertamina yang ke-58 serta merupakan wujud penegasan Pertamina terkait dengan berbagai aksi hijau perusahaan, salah satunya dengan pengembangan energi baru dan terbarukan dengan beberapa riset.
Suasana Atrium Ambarukmo Plaza sore itu jadi semakin meriah karena dalam acara ini diisi dengan pameran kegiatan CSR, SME PP dan Pengembangan Energi Baru & Terbarukan selama 3 hari penuh. Adapula penampilan hiburan yang khusus dipersembahkan bagi para pengunjung selama pelaksanaan Gebyar Energi Pertamina.
Beberapa both yang saya kunjungi dalam gelaran acara ini telah berhasil memberikan kesan tersendiri bagi saya, seperti both Pertamina Sehat yang telah menjangkau 77 Posyandu di 10 provinsi serta both Pertamina Cerdas yang menampilkan hasil karya para pemenang Olimpiade Sains Nasional Pertamina. Gebyar Energi Pertamina kali ini memang difokuskan pada pengembangan energi baru dan terbarukan serta menggambarkan peran Pertamina dalam penyediaan bahan bakar gas untuk transportasi, pengembangan energi dari biomassa dan bio gas, mini hydro, surya, angin dan geothermal untuk pemenuhan kebutuhan listrik guna mendistribusikan energi bersih ke seluruh pelosok nusantara.
Acara Pembukaan Gebyar Energi Pertamina ini juga dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina yaitu Bapak Dwi Soetjipto. Dalam sambutannya beliau kembali menekankan tentang betapa besar potensi Indonesia sebagai penghasil energi baru dan terbarukan terutama yang bersumber dari panas bumi (geothermal) namun sayangnya potensi yang sangat besar ini baru dimanfaatkan sebesar 5%. Kita butuh lebih banyak SDM yang mampu untuk mengelola potensi berharga ini untuk bisa digunakan sebagai sumber energi baru sehingga Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang berdaulat energi dan tidak tergantung lagi pada asing dan bahan bakar fosil. Dalam kesempatan ini Bapak Dwi Soetjipto juga menyerahkan tali asih bagi anak-anak penderita kanker dari Yayasan Kanker Indonesia sebagai wujud keperdulian Pertamina pada anak-anak penderita kanker di Indonesia.
Tak hanya itu saja, esok paginya pada tanggal 19 Desember 2015 saya dan 9 kompasianer Jogja juga diajak untuk mengunjungi kawasan Nglanggeran, Gunungkidul yang merupakan daerah perbukitan kering dan pertaniannya belum maju. Kondisi ini mendorong Pertamina untuk melakukan pendampingan yaitu dengan cara bekerja sama dengan pemda setempat melaksanakan program Sentra Pemberdayaan Tani (SPT). Kegiatan pendampingan ini telah berlangsung selama 3,5 tahun dan saat ini telah menunjukkan hasil perekonomian masyarakat yang mulai meningkat.
Dalam kunjungan ini, bapak Dwi Soetjipto selaku Dirut Pertamina juga menyempatkan diri untuk memberikan pelatihan secara langsung pada anak-anak anggota pencak silat nasional Perisai Diri. Ternyata Pak Dirut juga merupakan pembina pencak silat nasional Perisai Diri. Dalam aksinya beliau tampak sangat mahir dan lincah membawakan berbagai jurus dan gerakan silat di hadapan para peserta. Disini tampak sekali bahwa bapak Dwi Soetjipto sangat bangga dengan dunia pencak silat nasional kita.
Di saat kebanyakan anak-anak muda saat ini merasa bangga dengan aliran bela diri asing, di sini saya menemukan anak-anak bangsa yang masih lebih memilih untuk belajar ilmu bela diri asli milik bangsa sendiri. Bagi Pak Dwi Sotjipto yang telah menekuni kegiatan pencak silat sejak masih SMP ini, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari pencak silat. Yang terutama yaitu semangat kedisiplinan yang bisa diterapkan dalam semua lini kehidupan, baik kehidupan sosial bemasyarakat maupun dunia kerja. Budaya disiplin dan selalu bekerja dengan penuh semangat inilah yang kemudian sukses mengantarkan pak Dwi Soetjipto hingga menjadi seperti sekarang.
Usai memberikan pelatihan pencak silat, Pak Dwi segera menuju ke atas bukit dimana terdapat embung Nglanggeran dengan pemandangan yang sangat indah. Disini Pak Dwi kembali memberikan bantuan tali asih bagi anak-anak petani di Desa Nglanggeran. Saya melihat raut wajah ceria dan bahagia yang terpancar dari wajah anak-anak petani tersebut. Bantuan yang diberikan diharapkan dapat digunakan untuk membantu kebutuhan sekolah anak-anak tersebut agar kelak mereka bisa tumbuh jadi generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.
Siapa sangka jika suatu hari nanti anak-anak desa inilah yang akan meneruskan kiprah Pertamina menjadi perusahaan yang mampu mewujudkan cita-cita kemandirian energi untuk Indonesia Mendunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya