Bu, dewasa ini rasanya menakutkan
Di ujung lorong sana ribuan pasang mata menatap nyalang; mengutuk diri beserta mimpi yang bahkan masih tergambar samar
Lalu-lalang manusia berkerumun sesak- menghimpit diri dengan cerca dan makian; berusaha hilangkan jejak angan
Bu, kanvas beserta harap yang ibu berikan masih terjaga; belum sempat ku torehkan tinta
Hanya arsiran ringan yang tak ingin ku perjelas maknanya;
sejujurnya
Tapi bu,
Hati tak kuasa lihat setiap linang air mata dalam rapalan doa yang ibu agungkan berakhir sia; diri tak ingin buat kecewa
Bu, tetaplah melangitkan doa
Agar putri kecil ibu yang beranjak dewasa tetap bertahan ditengah jalan terjal; ditengah liku kehidupan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H