Mohon tunggu...
Arifah Rohmaida Zulfa
Arifah Rohmaida Zulfa Mohon Tunggu... -

Arifah Rohmaida Zulfa. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Program Studi Ilmu komunikasi. Domisili Pemalang, Jawa Tengah. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Apa yang Salah dengan Sekaten ?

24 Desember 2015   14:47 Diperbarui: 24 Desember 2015   15:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yogyakarta, Pada bulan Desember ini terdapat acara pesta rakyat yaitu Sekaten. Sekaten ini dilaksanakan dari awal Desember dan berakhir pada tanggal 23 Desember kemarin. Dan event sekaten ini tepatnya berada di alun-alun utara depan Keraton Ngayogyakarta yang berisi wahana permainan seperti kora-kora, bianglala, rumah hantu, dan permainan lainnya, yang hanya dipungut biaya tiket sebesar Rp 8.000 serta adanya pedagang-pedagang yang menjajakan jualannya. Tak hanya itu, pengunjung yang datang tidak dikenai tiket masuk, cukup membayar biaya parkir saja, itupun bagi pengunjung yang membawa kendaran. Dari alasan tersebut sehingga sekaten selalu ramai dikunjungi. Sekaten ini sudah menjadi agenda tahunan di Yogyakarta. Wargapun sangat antusias menyambut adanya agenda tahunan ini. Bahkan warga negara asingpun tidak sedikit yang mengunjungi acara sekaten ini.

Pada pembukaan acara atau awal diadakannya acara sekaten tidak terlalu padat pengunjungnya, kecuali weekend. Jalan di sekitar area sekatenpun tidak terlalu padat dan masih bisa untuk berlalu lalang kendaraan. Namun pada penghujung acara sekaten ini, yaitu tepatnya tadi malam suasana disekaten berubah menjadi lautan manusia. Sehingga jalan-jalan yang berada disekitar area sekaten benar-benar penuh pengunjung dan akhirnya menjadi macet total. Tak hanya itu, macet terjadi dari area malioboro juga. Bahkan tak hanya pengunjung yang menggunakan kendaraan saja yang macet, pengunjung yang berjalan kakipun mengalami kemacetan dan tak bisa bergerak untuk berjalan, baik pengunjung yang keluar dari area sekaten maupun yang akan masuk ke area tersebut. Dari hal ini karena terdapat parkir yang sembarangan dan tidak ada petugas yang membantu mengatasi macet tersebut di area sekatennya. Hanya terdapat 1 atau 2 polisi yang mengatur jalannya lalu lintas. Itupun bukan di sekita area sekatennya, melainkan di area malioboro.

Kemacetan itu berlangsung kurang lebih 4 sampai 5 jam. Hal ini juga dikarenakan sekaten sudah memasuki penghujung acara dan sudah memasuki waktu liburan sehingga wajar jika sekaten mengalami suatu kenaikan pengunjung. Sehingga pengunjung memenuhi kawasan diadakannya sekaten dan terjadilah kemacetan total. “Saya bingung mau pulang atau lanjut ke sekaten, soalnya mau maju susah mundurpun juga susah dan sayapun tidak bisa gerak untuk berjalan” ujar salah satu pengunjung pejalan kaki. Namun untungnya ketika sudah memasuki area sekaten, pengunjung tidak sepadat yang berada diluar area sekaten. Walaupun pengunjung mengalami kenaikan.

Kurangnya area parkir juga mempengaruhi kemacetan, serta petugas parkir yang bertugas kurang maksimal karena tidak menyiapkan tempat yang strategis untuk parkir kendaraan. Banyak pengunjung yang kecewa akan hal ini. Karena dalam hal tanggung jawab yang seperti ini kurang maksimal, sehingga acara sekaten tidak bisa dinikmati secara maksimal.

Seharusnya untuk para petugas parkir agar menyediakan dua jalur, yaitu jalur masuk dan jalur keluar agar tidak terjadi kemacetan dan bisa lebih kodusif. Dan agar dipersiapkan secara matang untuk area parkir ketika mengadakan acara lagi. Dihimbau juga agar menyediakan polisi dalam acara ini untuk membantu lalu lintas. Sehingga acara sekaten akan berjalan lebih baik dan tidak terjadi macet dan setidaknya bisa lebih disiplin.

Tetapi akhirnya ketika sekitar pukul 22.00 WIB kemacetan sudah mulai berkurang, hanya pada beberapa titik jalan saja, tidak menyeluruh keseluruh sekitar area sekaten. Bahkan malioboropun sudah tidak sepadat sebelumnya, sehingga kendaraan sudah bisa berjalan lancar. Dan para pejalan kaki bisa berjalan dengan mudah tidak harus berhimpit- himpitan lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun