Mohon tunggu...
Arifah Novia ziadah
Arifah Novia ziadah Mohon Tunggu... pelajar -

Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nelongso Membawa Berkah

5 Juni 2017   21:12 Diperbarui: 5 Juni 2017   21:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengulas kembali sejarah berdirinya warung makan ayam goreng nelongso yang terkenal diberbagai penjuru kota khususnya kota Malang sendiri, warung  milik mas Nanang Suherman ini memiliki banyak sekali kisah yang inspiratif. Mulai dari kehidupan mas Nanang sendiri yang susah dan membutuhkan perjuangan keras hingga hidupnya kini berubah total menjadi seorang milyader muda yang sukses sehingga mampu mempekerjakan banyak karyawan.

Asal mula berdirinya warung ini pertama kali didirikan di daerah Karangploso. Awalnya pada saat itu nama warung ini sendiri bukanlah ayam goreng nelongso, melainkan griya bebek dan ayam goreng nelongso mas Nanang. Hanya berdua dengan sang istri, mas Nanang menjalankan pekerjaan ini. Hingga pada suatu saat mas Nanang mendapatkan musibah yang mengharuskan mas Nanang untuk mencari tempat yang strategis untuk mendirikan warung lagi di daerah lain. Berkali-kali mas Nanang di hadang musibah namun tak menggentarkan hati mas Nanang dan istrinya sedikitpun. Mereka berdua tetap bekerja keras hingga menemukan jalan keluar bersama.

Soal rasa pun mas Nanang tidak ambil pusing, mas Nanang tidak menjadikan menu masakannya berbeda dengan warung makan lainnya. Mas Nanang hanya mencari selera lidah masyarakat pada umumnya. Mas Nanang yang tidak bisa memasak namun doyan makan mencari-cari kiranya bagaimana selera lidah masyarakat, hingga akhirnya mas Nanang mendapati warung makan yang selalu ramai dengan pengunjung. Dan mas Nanang pun ikut mencicipi masakan yang ada di warung tersebut. Dan akhirnya terlintas dibenak mas Nanang bahwa letak rasa itu ada pada gula dan garam. Sehingga mas Nanang mengakali tak perlu bumbu yang beraneka ragam asalkan gula dan garam tidak dilupakan.

Menu pada warung ini pun beraneka ragam. Mulai dari bebek, ayam potong, ayam kampung, ikan: lele, kakap, bawal, nila, kerapu. Dengan menyediakan sambal yang disediakan secara prasmanan. Sehingga para pecinta sambal bisa menambah sambal sepuasnya.

Warung ayam goreng nelongso inipun menjadi salah satu warung favorit di kalangan mahasiswa. Bagaimana tidak, hanya dengan Rp, 5.000,00 mereka sudah bisa mendapatkan satu porsi nasi dengan sayap dan ceker ayam dengan sambal khasnya.

Berkat kesabaran dan usaha mas Nanang beserta istrinya, kini warung ini menjadi 9 cabang di berbagai daerah. Dengan buka setiap hari 24 jam dengan ratusan karyawan bekerja pada tiap warungnya.

Bagi anda pecinta sambal boleh nyobain lah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun