Terisak tangis meratap diri menatap negeriku yang sedang diuji
Hilang dibenam air, hancur dibakar api pertiwiku menangis diselimut abu
Semua berebut menjadi donasi tapi sayang hanya karena menjadi politisi
Bukan niat, apalagi ikhlas. uluran baju bekas dengan kardus berlabel kertas
Separuh negeriku kini hilang, hanya meninggalkan bayangan semalam
Saat bahagia bersama keluarga kini tak disangka dihantam bencana
Pikiran kotor kelakukan risuh mungkin Tuhan dijadikan musuh
Sikap acuh kinipun menjadi lusuh mengingat badan yang selalu kumuh
Ada yang tertawa melihat negeriku
Para manusia entah waras atau gila
Mungkin karena ia tak lagi mempunyai Doa
Tak butuh bantuan para sesama, kini ia disebut manusia setengah serigala
Ketika negeriku dihantam bencana
Malah manusia semakin gila
Mungkin kini Dunia sudah semakin Tua
Hanya menanti kapan saat kiamat tiba
Sinabung yang masih menangis kini disusul kelud menambah perih
Tiada cukupkah Tuhan membantah
Ulah berulah yang semakin parah
Hingga pertiwi selalumenjadi bukti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H