Mohon tunggu...
Arifa Fidela
Arifa Fidela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa dengan hobi videografi, seni, menulis, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opini Kontra Terhadap Sistem Zonasi

20 Agustus 2023   20:32 Diperbarui: 20 Agustus 2023   20:52 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini Kontra Saya tentang Sistem Zonasi pada Daerah dengan Kesenjangan Sistem Pendidikan dan Infrastruktur di Tingkat Daerah

Seperti kita ketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menghadirkan kebijakan zonasi untuk pemerataan layanan pendidikan ke seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan ini telah dimulai sejak tahun 2017 dan masih berjalan hingga saat ini. Sistem zonasi ini dipercaya untuk mencegah penumpukan sumber daya manusia berkualitas hanya di satu titik. Sehingga tiap-tiap sekolah bersifat heterogen dan merata dalam hal kualitas. Tidak hanya dalam hal kualitas, sistem zonasi ini dilakukan juga untuk meratakan jumlah siswa tiap-tiap sekolahnya. Sehingga tidak ada sekolah yang kelebihan daya tampung ataupun kekurangan daya tampung.

Meskipun dinilai dapat mensejahterakan pendidikan di Indonesia, menurut saya hal ini tidak berlaku untuk sekolah yang tidak mencapai minimal standar sekolah. Banyak sekali sekolah yang kita temukan memiliki infrastruktur yang tidak memadai ataupun kualitas guru yang tidak memadai. Jadi berikut adalah beberapa opini saya terkait sistem zonasi yang seharusnya dilihat berdasarkan kualitas sekolahnya itu sendiri.

Suatu sistem zonasi mengharuskan para siswanya untuk sekolah di lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Hal ini yang membuat siswa kesulitan untuk mendaftar ke sekolah yang lebih unggul atau lebih favorit. Salah satu alasan saya kenapa hal ini dinilai kurang baik adalah karena siswa itu sendiri bisa saja mendapatkan sekolah yang tidak bisa membantu dirinya untuk berkembang. Bila seorang siswa memiliki kualitas yang baik namun ditempatkan di sekolah yang tidak dapat membantu siswa tersebut untuk mengembangkan diri maka menurut saya ini adalah hal yang sia-sia. Menurut saya meratakan kualitas sekolah dengan membagi murid berkualitas di lokasi yang berbeda tidak menjamin kesejahteraan suatu wilayah maupun negara. Terkadang murid berkualitas tinggi justru dikumpulkan di satu sekolah karena sekolah itu memadai dari hal infrastruktur maupun kualitas pendidikan.

Hal ini juga tidak hanya berkutat pada murid yang berkualitas, namun juga murid yang memilih suatu sekolah karena alasan tersendiri. Sekolah-sekolah di Indonesia maupun di daerah memiliki fasilitas dan infrastruktur yang berbeda. Terdapat sekolah dengan infrastruktur yang kurang baik hingga kurang layak untuk disebut sebagai sekolah. Sehingga terkadang hal inilah yang mengundang muridnya untuk mendaftar di sekolah-sekolah tertentu. Namun dengan adanya sistem zonasi, murid-murid tersebut diharuskan untuk mengikuti alur pemerintah dan tidak dapat memilih keinginannya sendiri. Hal inilah yang mungkin dapat membuat sebagian murid merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan sekolah yang akan ditekuninya untuk beberapa tahun ke depan.

Menurut saya hal-hal tersebutlah yang sesungguhnya mempengaruhi kualitas seorang murid. Kualitas murid tidak hanya dinilai dari akademik namun juga non-akademik, salah satunya kepuasan dan kesenangan murid itu sendiri. Hal ini yang menekan bisa saja menekan ambisi seseorang untuk berkembang di lingkungan yang lebih layak.

Seharusnya setiap murid dapat mendaftar sekolah di sekolah yang mereka inginkan, bukan berdasarkan jarak dari tempat tinggal dan sekolah mereka nantinya. Sistem zonasi ini terlalu memaksa muridnya untuk berkembang di daerah itu-itu saja, sehingga mereka tidak dapat berkembang di daerah yang berbeda. Mungkin hal ini juga yang dapat disebut dengan mengambil hak seorang murid dalam memilih karena jelas tiap pilihan murid pasti ada alasan tersendiri. Setidaknya sistem zonasi ini harusnya dapat dilakukan dengan lebih bijak dan lebih memperhatikan wilayah daerah yang mungkin beberapa sekolahnya masih memerlukan bantuan perihal infrastruktur maupun sistem pendidikannya.  

sumber:

Semua Bisa Sekolah! Zonasi untuk Pemerataan yang ...kominfo.go.idhttps://www.kominfo.go.id detail

Mengenal Sistem Zonasi PPDB dan Sosok Pencetusnyatempo.cohttps://tekno.tempo.co read men...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun