Mohon tunggu...
Arief Umamah
Arief Umamah Mohon Tunggu... -

simpel man

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ramadhanku Unik

9 September 2012   07:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:43 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang selalu di nantikan oleh seorang muslim yang taat. Hanya di Bulan ramadhan segala ibadah di lipatgandakan, Hanya di bulan ramadhan kita melakukan shalat tarawih, Hanya di bulan ramadhan masjid masjid penuh dengan manusia yang beribadah (Membaca Al-Qur'an, Shalat, Mengaji dan lain sebagai-nya), Hanya di bulan Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari 1000 malam yaitu Malam Lailatul Qadar, Hanya di bulan ramadhan jam pulang kerja menjadi lebih pendek (hehehe), Hanya di bulan ramadhan terdapat THR dan Hanya di bulan Ramadhan banyak orang berbondong bondong pulang ke kampung halaman (Mudik). Dari berbagai keistimewaan moment yang terjadi di bulan ramadhan ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya, yang saya katakan bahwa berpuasa bulan ramadhan itu unik.



  1. Banyak orang yang berpuasa, tapi shalat masih bolong


    Banyak kita jumpai, ketika azan berkumandang, kebiasaan lama yaitu 'shalat bolong bolong' masih saja terbawa di bulan ramadhan. Alasan lama masih saja di pakai. Subuh kesiangan, Dzuhur banyak kerjaaan, Ashar di perjalanan, Magrib kecapean dan Isya ketiduran. Kemudian juga Banyak kita temui di mal mal, ketika orang sibuk dengan tawaf-nya (red. Keliling) tidak hanya 7 kali keliling bahkan lebih, sampai lupa dengan kewajiban shalat-nya padahal ia sedang berpuasa. Kita tidak di larang untuk melakukan persiapan keperluan untuk ber-lebaran. Namun hal semacam ini adalah meninggalkan yang wajib, sementara yang mubah (boleh) di lakukan dengan cepat di lakukan. Hanya mengikuti hawa nafsu konsumtif-nya saja. Hal semacam ini hendak-nya menjadi perhatian pemerintah dan kita untuk mengingatkan saudara saudara kita yang mempunyai kondisi seperti ini. Sebagimana dalam pesan dalam surat Al-Kautsar “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”



  2. Ramadhan di sini, penuh dengan Lawakan.


    Tayangan televisi yang bermutu, yang memberikan manfaat bagi yang melihatnya sangat jarang kita temui di bulan bulan biasa maupun di bulan ramadhan sekalipun. Televisi hari ini bukan menjadi tuntunan tetapi hanya menjadi tontonan belaka. Acara lawakan banyak di siarkan hampir di semua stasiun televisi. Mulai dari sebelum berbuka sampai dengan setelah berbuka, sebelum sahur sampai dengan sesudah sahur. Alangkah indahnya jika di bulan yang pernuh berkah ini, stasiun televisi menayangkan tayangan yang dapat menambah pengetahuan-nya tentang ke islaman-nya. Ketika Sahur saya mempunyai tayangan favorit yaitu Omar (Umar bin Khatab) tanyangan yang penuh dengan nilai nilai ke islaman yang tinggi. Selama ini yang saya rasakan dengan menonton tayangan tersebut adalah lebih banyak penceritakan dengan kepemimpinan islam di jaman Rasul SAW beserta para sahabatnya. Inilah yang seharusnya media TV lakukan, ya setidaknya khusus di bulan Ramadhan.



  3. Shalat Tarawih + BB


    Ada hal yang menarik yang terjadi 2 tahun ke belakang di bulan ramadhan. Semenjak merebaknya penggunaan smart phone. Banyak Orang orang berbondong bondong untuk membeli gadget tersebut.
    Ada hal unik yang saya perhatikan yaitu bahwa orang membawa BB di mana saja dan kapan saja. Rasanya BB sudah menjadi sebuah kebutuhan melebihi penggunaan handphone 5 Tahun lalu. Hal ini juga terjadi di saat berlangsung shalat tawarih, banyak orang membawa bawa BB atau alat komunikasi di dalam masjid tanpa memperhatikan aspek lokasi. Kalo saya flashback 5 tahun dahulu, sangat jarang sekali orang membawa handphone pada saat shalat tarawih. Tapi hari ini kita lihat, tidak orang tua maupun anak muda semua asik BB-an pada saat shalat tarawih. Sebenarnya tidak salah juga kita membawa alat komunkasi di dalam masjid. Namun hendak-nya, kita harus bijaksana dalam penggunaan alat tersebut. Rasanya sudah sangat sering kita menggunakan selama 11 Jam bahkan lebih menggunakan BB. Sudah sepantasnya kita meluangkan waktu 1 Jam saja, untuk fokus beribadah kepada-Nya. Kita buang sementara sifat keduniawian kita, kita fokuskan dan kita ikhlaskan untuk Sujud kepada-Nya.



  4. Hari pertama penuh, Injury Time seperti shalat shubuh


    Sudah menjadi umum, ketika hari pertama banyak sekali pencitraan yang beredar di dalam menyambut bulan Ramadhan. Kita bisa perhatikan hari pertama, Masjid masjid penuh dengan manusia, seakan akan masjid tersebut mau runtuh (hehehe. Just kidding), karena saking banyak-nya manusia yang datang ke Masjid. Hal ini menjadi suatu kebanggaan Jika di lakukan dengan konsisten. Namun, kita melihat kembali ketika menjelang injury time bulan Ramadhan, Masjid masjid menjadi sepi kembali. Barisan shaff menjadi semakin “maju” saja. Mirip seperti pelaksanaan Shalat Subuh. Saya pun menyadari mungkin di dalam hari hari itu orang sudah sibuk mengurusi mudik, sibuk mempersiapkan baju baru, sibuk mengurusi THR dan lain sebagainya. Namun, tahukah kita bahwa bulan ramadhan hanya ada 1 Tahun 1 Kali. Alangkah bijaksana-nya kita membuat sebuah komitmen untuk bertekad bahwa “Bulan ramadhan kali ini, saya harus meningkatkan ke khusyukan dalam shalat wajib dan shalat tawarih”.


Itu adalah beberapa pengamatan saya selama menjadi puasa di bulan ramadhan. Hal ini menjadi sebuah Instropeksi bagi kita termasuk saya. Agar menjadikan Ramadhan kita lebih bermakna. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, tetapi semangat pelaksaan puasa itu sendiri yaitu menghasil insan manusia yang bertaqwa. Amiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun