Mahasiswa KKN Tematik Kolaboratif dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dan Universitas Darussalam Gontor mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan eco-enzyme di Desa Wagir Kidul. Sosialisasi eco-enzyme ini bertujuan untuk memberikan edukasi bahwa eco-enzyme dapat digunakan sebagai desifektan kandang ternak dan dapat menjadi alternatif untuk mengobati Penyakit Mulut dan Kaki yang sedang mewabah pada hewan ternak.
Eco-enzyme merupakan hasil dari fermentasi kulit buah dan sayur yang dicampur dengan gula merah dan air sesuai takaran (Suardana dan Rahayu, 2021). Eco-enzyme pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, yang juga pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dasar pemikiran di balik penemuan ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasa dibuang oleh masyarakat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. Desa Wagirkidul merupakan desa yang memiliki jumlah populasi sapi perah cukup banyak, terlebih lagi saat ini kasus penyebaran virus PMK cukup tinggi dan kurangnya pasokan desinfektan kandang untuk mencegah penularan virus tersebut. Sehingga eco-enzyme menjadi solusi dalam permasalahan tersebut.
Kegiatan sosialisasi ini diadakan kantor desa yang berupa pemaparan materi, penyebaran pamflet, demonstrasi cara pembuatannya, dan pembagian kenang-kenangan berupa eco-enzyme dalam kemasan 500ml. Materi yang disampaikan mengenai apa itu eco-enzyme, cara pembuatannya, manfaatnya sebagai desinfektan untuk pencegahan PMK dan kehidupan sehari-hari, serta cara penggunaannya. Sosialisasi tersebut dilakukan pada tanggal 21 Juli 2022 di kantor desa bertepatan dengan pertemuan bulanan dengan seluruh ketua RT Desa Wagirkidul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H