Mohon tunggu...
Arif Wibowo
Arif Wibowo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di DJP.

ASN di DJP yang belajar menuliskan hal receh dan konyol sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Obrolan Coblosan

16 April 2014   06:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

“Apa kabarnya Mas Prayit?...lama gak nongol di Pos Ronda ni, sibuk nyaleg ta mas?” tanya Mas Dadik sambil menjabat tangan Mas Prayit.

“Waduhhh...kalau saya nyaleg, paling yang nyoblos cuman istri saya Mas Dadik, memang sampeyan mau nyoblos saya?” tanya balik Mas Prayit.

“Wkwkwkwk...pertanyaannya mengandung umpan nih...” kata Mas Dadik sambil terkekeh manja.

Seperti biasa, tiap Sabtu malam, pos ronda perumahan tersebut akan gayeng dengan berkumpulnya bapak-bapak yang iseng mencari kesegaran udara malam. Tidak banyak sih, paling empat sampai lima orang, dengan anggota tetap Mas Prayit.

Sudah hampir sebulan ini, Mas Prayit tidak bisa gabung dengan komunitas Sabtu malam.

“Jadi, di TPS kita siapa yang menang?” tanya Mas Prayit sambil menggit renyahnya kripik mbote.

“Loh, Mas Prayit, Pemilu itu bukanlah suatu perlombaan. Tidak ada yang menang dan yang kalah. Yang ada adalah , dapat kursi atau tidak dapat kursi,” kata Pak Dwi, hansip perumahan, dengan berbusa-busa.

“Begitu ya?...terus kemarin sampeyan nyoblos siapa?”

“La itu Mas Prayit...saya sebenernya subuh menjelang coblosan itu sudah sten bai di rumah. Saya denger-denger akan ada serangan fajar. Saya berharap pagi itu ada yang memberikan serangan fajar. Weh, la kok sampai siang gak ada gerilyawan ke rumah saya, ya sudah saya berangkat ke TPS tanpa bekal apa-apa,”

“Hahahah..kayak sampeyan mau pergi ke mana aja Pak Dwi, kok bawa bekal segala,” kata Pak Kardi, ikutan nimbrung.

“Terus nyoblos siapa pak,” tanya Mas Prayit penuh rasa ingin tahu.

“Dari empat kertas suara, yang saya tahu fotonya itu cuman fotonya Emilia Contesa. Lainnya gak ada yang saya kenal. Tapi saya juga gak nyoblos Bu Emil, karena saya juga gak tahu prestasi Bu Emil. Akhirnya saya putuskan nyoblos..yang halal dan toyib.”

“Lah, kamsudnya apa Pak Dwi?” sekali lagi Mas Prayit dibuat penasaran.

“Mikir dong Mas Prayit, itu kan rahasia, ya terserah saya dong ah,” sambil jari telunjuknya diarahkan ke kepalanya, menirukan gaya Cak Lontong.

Mas Prayit hanya bisa tersenyum kecut mendengar jawaban Pak Dwi. Ngapain juga dia tanya ke Pak Dwi, la wong dia saja mencoblosnya memakai asas keadilan.

Saya Arif Wibowo, selamat malam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun