Hari Senin kemaren adalah hari kecepit nasional. Tapi untuk tahun 2013 ini, pemerintah telah membuat kebijaksanaan bahwa tidak ada lagi cuti ( yang dipaksakan ) bersama. Sehingga hari Senin kemarin adalah “Friday wanna be”.
Bahkan ada seorang teman, sewaktu diminta mengerjakan tugas oleh mandornya, menjawab “ Pak, ini saya kerjakan hari Senin aja ya”...dalam otak bawah sadarnya, dia meyakini bahwa hari Senin tersebut adalah hari Jum’at.
Alhamdulillah, teman tersebut akhirnya “bangun dari tidurnya”..heheheh..
*****
Seperti biasa, setiap Senin pagi, saya nebeng teman-teman dari tlatah kulon berangkat ke tempat kerja di tlatah wetan.
Pagi itu, ada empat orang abdi negara yang menembus dinginnya pagi tuk memenuhi panggilan negara, yaitu saya, Mas Prayit, Cah Bagus, Mas Diro.
Ngalor ngidul obrolan kita. Dari hal-hal gak penting, sampai hal-hal yang sangat gak penting.
Dari makan roti goreng sampai membahas jagung hibrida yang bikin mulut capek.
*****
Di saat beberapa dari kami terkantuk-kantuk, terlihat sebuah cikar yang memuat batu bata merah.
Eh, ada yang tidak tau cikar gak?...dasar arek kutho, gak tau cikar..hhahahha..
Cikar adalah angkutan elit jaman mbah-mbah kita dulu. Cikar biasanya ditarik oleh dua sapi yang gagah-gagah. Dari orang sampai barang bisa diangkut oleh cikar tersebut.
Warna cikar biasanya ngejreng.
Menurut survey LSI, populasi cikar seluruh dunia sekarang ini tinggal lima. Berarti cikar yang kita liat tadi adalah satu dari lima cikar yang tersisa tersebut.
*****
Menurut cerita Mas Prayit, mbah-mbahnya dulu adalah juragan cikar. Beliau mempunyai beberapa armada cikar yang keren-keren. Kalo sekarang mungkin setara dengan AKAS lah. Penguasa jalur timur.
Cikar-tersebut diurusi oleh para badjingan. Kalo sekarang badjingan setara dengan pilot. Badjingan adalah profesi yang menjanjikan dan bergengsi. Anak-anak jaman dahulu, kalo ditanya cita-citanya, mereka akan bangga mengatakan “Pengin jadi badjingan”...
*****
Memasuki abad 20, kata badjingan telah mengalami perubahan makna. Kata badjingan telah menjadi kata umpatan yang kasar.
Saya berharap, nanti di abad ke 40-an kata “fungsional pemeriksa pajak” tidak bernasib sama seperti kata badjingan.
Saya Arif Wibowo, have a nice week end!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI