Sebelum menjadi kontroversi, Ini adalah kisah fiksi yang jika memiliki kemiripan dengan tokoh/orang/pihak tertentu, maka itu bukan kesalahan penulis tapi kesalahan persepsi anda. Dan jika anda berpersepsi demikian maka anda sendiri yang membenarkan bahwa pujaan atau orang2 yang anda bela memang sama dengan tokoh dalam kisah ini.
Alkisah, kita tentu mengenal kisah tentang boneka “pinokio”. Ya boneka dari kayu yang kemudian dikisahkan menjadi manusia tetapi dengan sebuah “perjanjian” bahwa kalau berbohong hidungnya menjadi panjang. Dalam kisah tersebut juga dikisahkan bahwa si boneka memang terkenal dengan suka berbohong. Ketika pinokio akan berangkat sekolah, uang yang seharusnya dibelikan buku akhirnya hilang diambil Si rubah dan kelinci setelah dibujuk mereka. Bujukannya begini “ kalau mau uangmu bertambah banyak, tanamlah uang itu di bawah pohon dan tidurlah ..”. dan ketika tidur, uang pinokio diambil oleh rubah dan kelinci. Tetapi bukan pinokio namanya kalau tidak pintar berkelit. Ketika ditanya bukunya mana, pinokio lantas menjawab . “Hmm.. di jalan, aku menjual buku-ku untuk anak miskin yang kelaparan dan membelikannya roti. Karena itu aku tidak bisa pergi ke sekolah….” Begitu selesai bicara, syuuuutttt… hidung pinokio langsung memanjang yang menandakan bahwa dia berbohong.
Nah bagaimana dengan kisah pinokowi eh pinokowow?
Alkisah, di sebuah negeri yang gemah ripah loh jinawi, hidup sesosok pujaan yang dipuji2. Bahkan sebagian menganggap seperti nabi, dewa atau apapun yang seolah2 orang ini suci. Pemberitaan di sana-sini memuat segala kegiatan tentang beliau ini bahkan mulai dari gorong2 sampai pinggir kali. Karena begitu “WOW”….maka untuk memudahkan menyebutnya, saya memberi istilah “PINOKOWOW”.
Dari sebuah wilayah kecil, Pinokowow adalah sosok yang dicitrakan baik dalam segala hal sampai akhirnya tiba saatnya rayuan dari ibu suri yang berperan mirip dengan si rubah dalam cerita pinokio. Mungkin isinya begini ”kalau kamu meninggalkan wilayah kecil itu dan menjadi pemimpin diwilayah besar, kamu akan menjadi orang yang lebih hebat” (anggap seperti itu). Dayuan demi rayuan akhirnya membuat pinokowow ingkar janji dan meninggalkan begitu saja wilayah kecil yang belum selesai menjadi tanggung jawabnya.
Setelah akhirya menjadi penguasa di wilayah yang besar dan berjanji menyelesaikan berbagai masalah di tempat baru, maka muncullah godaan berikutnya. Ya.. godaan untuk ,menjadi penguasa seluruh wilayah yang meliputi banyak wilayah. Yah..godaan untuk menjadi Raja sesungguhnya.
Entah karena memang suka ingkar janji atau karena takut sama ibu suri atau karena penggemar sikap desersi, maka ketika baru beberapa saat memimpin tempat baru, si Pinokowow sudah ingkar janji (LAGI). Setelah setiap ditanya selalu menjawab “saya akan menyelesaikan kerjaan di sini”, “saya tidak mikir jadi penguasa negeri”…dst, maka denga tanpa rasa malu menjilat pengakuan sendiri si pinokowow ikut medaftarkan diri menjadi penguasa negeri.
Bagaimana dengan janjinya? Bagaimana dengan sumpah yang diucapkannya? Bagaimana dengan kata2 yang diucapkan sebelumnya?
Ahh… di sinilah perbedaan pinokio dengan pinokowow. Si pinokowow tidak perlu kuatir hidungnya akan memanjang. Karena hidung memanjang hanya terjadi ketika awalnya boneka kemudian berperilaku menjadi manusia. Tapi ini kan sebaliknya, awalnya manusia tetapi bersikap seperti boneka yang menuruti kemauan tuannya.tentu tidak perlu takut hisungnya memanjang. Jadi kalau berbohong-pun tidak masalah.
Bagaimana dengan para tuannya?
Si IBU SURI; ini adalah sosok ratu dari khayangan yang tidak akan tergantikan. Orang yang tidak pernah merasa orang lain layak menggantikannya sehingga tidak pernah diganti menjadi pemimpin penggembala binatang mirip sapi sejak kumpulan ini berdiri. Sepertinya dia merasa bahwa dialah satu2nya yang sanggup menggembala banteng eh sapi dan celakanya, yang lain hanya tunduk dan tidak punya keberanian diri. Mungkin yang lain merasa yang digembala kali…!
Kalau ini yang namanya demokrasi, entah dimana letak demokrasinya.
Si ibu suri menurut banyak referensi juga sebenarnya telah sama2 membuat batu prasasti yang konon berisi mendukung teman tapi kemudian DIINGKARI dengan dalih mendapat bisikan wangsit dari nenek moyangnya, kemudian berubah menunjuk PINOKOWOW.
Brikutnya JEKKETTO; Sosok ini persis seperti kutu loncat. entahlah apakah itu sudah masuk tindakan berkhianat atau tidak, silakan nilai dari cerita ini. Tokoh ini sebenarnya selalu bernaung di pohon rindang yang mirip beringin. Pohonnya yang besar, daunnya yang lebat mungkin cocok buat pak Jekketto yang sudah semakin dimakan usia. Beristirahat sambil menikmati angina sepoi2 dibawah ringangnya daunnya tentu sangat nikmat rasanya. Tapi kelakuan Jeketto memang berbeda. Ketika ada ajakan orang lain yang memungkinkan dia melompat lebih tinggi, maka dengan cepat meninggalkan pohon tersebut. Tercatat ketika seorang pengemudi Mercy mengajaknya, dengan cepat dia mengiyakan dan malah bertarung melawan teman seperjuangannya. Ya mungkin Mercy memang memiliki AC lebih dingin,tidak kehujanan dan kepanasan dan pasti nyaman untuk istirahat sambil baca koran. Ini adalah sosok oportunis sejatiyang sepertinya lebih mementingkan eksistensi pribadi. Saat ini Jekketto adalah orang yang merasa “bisa mengajari” Pinokowow dan bersedia menemaninya setelah beberapa waktu sebelumnya berkata “hancur negeri ini kalau dipimpin sang boneka…”.
Bagaimana dengan kelompok2 pendukung lainnya?
Sebut saja kelompok yang bermotto “GERAKAN PER-UBAH-AN atau PE-RUBAH-AN”. namanya juga per-ubah-an, sikapnya ya selalu berubah-ubah. Semangat restorasi sepertinya hanya singkatan dari RETORIKA BASI. Kadernya banyak melarikan diri. Atau mungkin mottonya PE-RUBAH-AN, ya kelakuannya mirip rubah. Rubah selalu dilambangkan binatang yang licik dan buruk sikapnya. Sepertinya sinonim yang TEPAT..
Kemudian ada kelompok dengan motto “MEMBELA YANG BENAR….” Nah ingat sesuai mottonya, masih ada kelanjutannya sebenarnya lengkapnya MEMBELA YANG BENAR-BENAR MENGUNTUNGKAN BUAT KEPENTINGAN PRIBADINYA”. Kelompok in memang tidak ada matinya kalau untuk urusan tidak konsisten. Makanya namanya adalah PARTAI KONFLIK BERKEPANJANGAN. Dari awal berdiri sampai skarang isinya konflik dan konflik. Celakanya selalu mengaku mewakili kelompok2 religius tertentu. Maka partai ini juga tak kalah untuk urusan menghianati kadernya. Menjanjikan posisi untuk meningkatkan jumlah kursi setelah itu mencampakkan begitu saja orang2 yang sudah dibuai janji.
Yang terakhir adalah kelompok HANCURNYA. Sesuai namanya, kelompok yang mengklaim berhati nurani ini memang benar2 seperti namanya, HANCUR. Entah hati nurani siapa yang dipakai ketika mengajak orang kaya bergabung, menjanjikan kedudukan kemudian setelah itu dicampakkan begitu saja ketika hasil yang diinginkan tidak tercapai.. mungkin hati nurani pemimpinnya berkata begitu.
Nah, bagaimana negeri entah berantah ini menjadi berwibawa, berdaulat dan menjadi sejajar dengan negara terkemuka di dunia kalau PINOKOWOW dan BARISAN PENGINGKAR JANJI dianggap sebagai orang yang patut dipuja dan dipuji?
Dianggap sebagai orang2 yang seolah2 suci…
Dianggap sebagai orang2 memegang tegus janji?
Sementara dari awal mereka adalah sekelompok PARA PENGINGKAR JANJI…
skali lagi, ini adalah cerita fiksi dari negeri dongeng para pemimpi yang memimpikan negeri gemah ripah loh jinawi menjadi negeri sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H