Lihatlah burung-burung itu
Mereka bebas hinggap di ranting-ranting pohon
Mengepak sayap sekehendaknya
Kicaunya menyiratkan irama kehidupan
Sesekali tampak bercumbu
Memadu dengan belahan jiwa
Menyusun sarang
Beranak pinak
Mencari nafkah, mengasihi, menyayangi
Menjaga dan membesarkan
Namun apa yang terjadi
Jika kedua induk burung tertembak pemburu? Atau tertangkap oleh jebakan
Lalu dikurung ke dalam sangkar?
Bayangkan anak-anak burung yang baru belajar mengepak-ngepak sayap sembari bercuit-cuit
Berhari-hari kelaparan dan terancam mati bukan?
Meski induknya hidup tetapi bak makan hati berulam jantung
Tidur tidak nyenyak
Makan apalagi
Sekalipun diberi makanan paling lezat
Tidak berselera sama sekali
Naluri kebetinaan dan kejantanan tidak bisa dimungkiri
Namun, seiring berjalannya waktu
Sekawanan burung tertangkap
Dikurung dalam sangkar. Ia beradaptasi di dalam kehidupan "baru" yaitu sangkar
Lama-lama sepertinya nyaman
Semua keperluan dipenuhi
Dari mandi, makan, buang hajat, berjemur dilayani bak raja
Lalu apakah bahagia?
Tanyakan saja padanya!
Â
Seandainya ia sudah sangat lama menghuni sangkar
Kemudian dilepas di alam bebas
Burung-burung itu tampak kebingungan
Alam yang dulu pernah ia akrabi jadi asing
Seakan ia takut, khawatir dengan dunia 'baru' yang dulu pernah dijalani
Seakan dia lupa bagaimana mencari makan
Lupa bagaimana berkawan
Lalu ia mecoba kembali ke dalam sangkar
Seakan dunia dipersepsi sebatas dalam sangkar saja, jiwanya sebesar, selebar sangkar yang mengkurungnya
Burung kembalilah engkau kepangkuan habitatmu
Sangkar yang engkau huni sekian lama itu hanyalah ilusi, percayalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H