Mohon tunggu...
arif maulana saleh
arif maulana saleh Mohon Tunggu... -

thinking-reading-writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kedaulatan Negara Baru (Dalam Perpektif Ipoleksosbudhankam).

16 September 2010   18:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_259959" align="alignleft" width="300" caption="Negeri Andaikata"][/caption] Kedaulatan Negara Andaikata... Presiden negara Andaikata mencintai kata. Susunan kabinet negara Andaikata menyusun kata. Wakil rakyat negara Andaikata mengaspirasi arti kata. Rakyat negara Andaikata menjunjung makna... - Sejarah negara Andaikata. Negara baru ini berdiri dengan catatan sejarah tanpa rekayasa ataupun direka-reka. Seadanya, menceritakan secara jujur tanpa ada keberpihakan karena catatan sejarah memang sudah seharusnya begitu. - Pembentukan Ideologi negara Andaikata. Disaat di dunia ini tidak ada satu pun negara yang benar-benar demokrasi, negara ini berdaulat dengan sistem pemerintahan benar-benar demokrasi. Negara benar-benar demokrasi tanpa ada embel-embel lainnya setelah kata demokrasi, dalam sejarahnya tercatat begitu. Dalam konstitusi yang menjadikan pijakan berkehidupan berbangsa dan bernegara, tertulis jelas dan tegas yang tentunya mudah dihapalkan, dimengerti dan mudah diamalkan bagi segenap rakyatnya tanpa terkecuali. Presiden benar-benar terpilih berdasarkan pemilihan yang benar-benar jujur dan benar-benar adil. Partai memang ada, tapi para elit partai tidak pernah diam-diam tanpa sepengetahuan rakyatnya saling bertikai, justru ragam partai bertujuan untuk merangkai, menjadikan negara benar-benar berdaulat utuh. Wakil rakyat benar-benar sebagai utusan bukan sebagai pemutus aspirasi rakyatnya. - Kehidupan berpolitiknegara Andaikata. Politik diletakan sebagaimana mestinya sebuah proses. Tidak tercemar oleh kepentingan semata golongan apalagi  pribadi, benar-benar menjunjung tinggi nilai konstitusional dan nilai luhur sebagai manusia yang berhati nurani. Ketengikan berpolitik akan mudah tercium dan kecurangan berpolitik tidak pernah menjadi sesuatu yang maklum, karena rakyatnya telah benar-benar faham. Rakyatnya cukup pintar, kritis dan etis dalam berkehidupan politik, tidak bodoh! -Kesejahteraan ekonominegara Andaikata. Rakyatnya makmur merata, sejahtera loh jenawi. Sistem ekonomi benar-benar diperjuangkan sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi. Potensi alam benar-benar menjadi sumber daya kesejahteraan rakyatnya bukan sumber penghasilan segelintir rakyatnya ataupun rakyat luar. Industri kerakyatan dari hulu ke hilir menjadii pondasi perekonomian yang tangguh tahan segala macam krisis moneter karena didukung oleh sitem perbankan negara yang profesional. Pemungutan dan penggunaan pajak negara benar-benar proporsional dan optimal dalam mendukung kelancaran roda perekonomian bukan untuk menggembosi roda perekonomian. Data statistik IPM [Indeks Pembangunan Manusia] tidak perlu dikutak-katik supaya terlihat progresif positif, karena yang namanya pengangguran memang tidak ada, yang namanya kacung di negeri tetangga tidak pernah ada apalagi kacung di negeri sendiri karena kualitas pendidikan negara ini telah membentuk rakyatnya menjadi bos untuk dirinya sendiri. Pembangunan infra struktur tidak perlu cepat-cepat, tapi yang utama adalah merata dan tepat sasaran dengan efektif. Bangunan pemerintah dibangun bukan untuk buang-buang anggaran negara tapi dibangun karena memang diperlukan, bukan untuk beragam alasan yang intinya kenyamanan dan kebanggaan sesaat. Jalan dibuat seolah layaknya jalan tol tanpa gerbang bertarif, lebar dan kualitas jalan direncankan secara komprehensif yang bertujuan para pengguna selalu lancar dan bebas macet. Kendaraan pribadi sedikit bukan hanya karena adanya kebijakan pemabatasan kepemilikan semata, akan tetapi pemerintah telah menyediakan sarana publik yang layak, memadai bahkan dijadikan alternatif utama bagi rakyatnya yang sadar dan berdisiplin tinggi. Negara ini mempunyai kendaran masal yang namanya kereta delman. Kereta dengan daya angkut banyak penumpang bermesin tenaga kuda tanpa polusi hidrokarbon, karbon monoksida, ataupun nitrooksida. Tidak perlu modern yang penting nyaman sambil menikmati keasrian alam, dan tidak perlu berkecapatan kilat yang penting selamat sampai tujuan, toh lingkungan tempat kerja dan tempat aktivitas lainnya tidak saling berjauhan dan jalanan tidak macet. - Sosial budaya dan hukumnegara Andaikata. Keanekaragaman DNA sekalipun tidak menjadikan perbedaan dalam persepsi mewujudkan cita-cita kedaulatan. Selama rakyatnya saat berjalan menginjkan kakinya di tanah, negara ini tidak pernah membeda-bedakan mengayomi rakyatnya. Mungkin hantu, jin, dedemit, atau alien sekalipun bisa saja diakui sama sebagaimana rakyat manusia lainnya selama bisa menunjukan KTP, KK, dan NPWP pribadi. Rakyatnya diperlakukan sesuai berdasarkan takaran konteks pemahaman konstitusi negara, rakyatnya menjunjung tinggi nilai-nilai konstitusi negara. - Pertahanan dan keamanannegara Andaikata. Sepertinya tidak akan ada negara tetangga yang berani mengusik integritas negara ini, sekalipun sifatnya menggertak, negara ini selalu siap bertindak. Selain memiliki perangkat khusus pertahanan keamanan negara yang terdiri dari angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan air [kebetulan batas tetorial negara ini hanya pagar bambu berduri dan sungai kecil, bukan laut apalagi samudra], rakyatnya akan senantiasa siap berjuang secara cerdas mempertahankan keutuhan negaranya. Sedikit saja musuh muncul masuk dari rumpun bambu pembatas tetorial negara, alarm 3 dimensi yang terpasang langsung memberikan sinyal kepada pasukan darat yang siap siaga membidikan ketepel dilengkapi sensor gerak infra merah. Bila musuh masih ngotot ingin menerobos, dengan cekatan pasukan udara ber-gantole memborbardir musuh dengan menyemprotkan tepung mengandung efek gatal tanpa perlu menyentuh kulit, tidak perlu sampai hitungan menit gatal yang diderita musuh menyebabkan kematian yang mengerikan. Pasukan air yang selalu berpatroli menyusuri sungai perbatasan, tidak segan-segan menjaring pemancing warga negara tetangga perbatasan. Tidak hanya cukup dengan ditangkap saja, para pemancing maniak tersebut diwajibkan menyediakan bibit ikan, memelihara sampai ikan dewasa dengan memberi pakan yang memadai dan tentunya memanen ikan tersebut untuk diserahkan ke negara ini. Bila tidak sengaja menjumpai warga negara tetangga buang hajat di perairan perbatasan, selain ditertawakan tentunya ditindak tanpa ampun dengan kewajiban memungut hajatnya, enak saja!. Bila negara tetangga perbatasan melanggar seenaknya, negara ini bisa lebih enak lagi untuk bertindak, tapi tentunya para pasukan keamanan bertindak berdasarkan perintah atasan pemegang mandat tertinggi, dan sebelumnya telah diupayakan penyelasaian pertikaian dengan cara diplomasi untuk damai. Negara Andaikata..., Andai kata negeri ini benar-benar sepenuh hati menjunjung tinggi makna dalam berbangsa dan bernegra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun