Lahir di desa sabarwangi kecamatan kajen kabupaten pekalongan pada tanggal 01 agustus 1962. Tirtonadi namanya, beliau adalah sosok pemimpin yang di pandang baik, tegas dan sangat humoris, oleh sebagian karyawan dan teman-teman kerjanya. Beliau bertempat tinggal di desa linggoasri, masih satu kecamatan dengan desa kelahirannya, beliau juga tinggal bersama istrinya dan sudah memiliki seorang puteri. Kang Tirtonadi adalah seorang wirausaha desa. Dari kecil ia sudah belajar produktif melakukan berbagai jenis usaha, sekitar akhir tahun 85 an ia pernah merantau untuk berdagang atau boro usaha ke pelosok-pelosok desa, salah satunya di desa linggoasri yang kini menjadi tempat domisilinya.
Setelah kurang lebih 20 tahun dimana pada tahun tersebut mulai muncul dan berdatangan masalamasalah di desa seperti adanya illegal logging atau pembalakan liar sampai akhirnya di berlakukan nya PHBM pada masanya, kang Tirtonadi mulai mengenal dan bersentuhan dengan lembaga-lembaga di desa seperti LMDH. Saat pertama ia mengenal LMDH, kang Tirtonadi langsung di tempatkan sebagai ketua di LMDH wonoasri tepatnya di desa linggoasri sampai sekarang . pada akhir tahun 2006 beliau juga di rekrut menjadi pengurus paguyuban di tingkat BKPH dan karena beliau sudah di percaya menjadi pengurus akhirnya beliau di rekrut kembali menjadi pengurus paguyuban di tingkat KPH.
Latar belakang beliau menjadi seorang aktivis ialah, karena beliau menyadari akan banyaknya permasalahan-permasalahan yang menimpa masyarakat desa terutama mereka yang berada di pedalaman, sekitar hutan dan ujung perbatasan yang memang kurang di perhatikan oleh pemerintah setempat. Beliau juga menyimpulkan bahwa masalah pokok bagi masyarakat desa ialah kebodohan, kemiskinan dan ketertinggalan yang sampai saat ini belum pernah teratasi secara maksimal oleh pemerintah, dan jika masyarakatnya hanya menunggu kebijakan pemerintah maka akan cukup lama. Sehingga dengan demikian kang Tirtonadi mulai mengajak masyarakat desa untuk bangkit dan tidak menunggu, beliau juga sudah mendirikan KF ( keaksareaan fungsional ), sekolah non formal dan in formal pada akhir tahun 2007 dalam upaya mengentaskan kebodohan yang menjadi pokok penyebabnya kemiskinan dan ketertinggalan. Wana wisata kalipaingan merupakan salah satu karya kang Tirtonadi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan beliau menyebutnyadengan kowoh condro di muko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H