Mohon tunggu...
Arif JMSH
Arif JMSH Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Hal Pendukung Perubahan Diri Ketika Terpuruk Sebuah Persoalan Hidup

5 Mei 2012   22:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah kalian sempat atau sedang miliki persoalan hidup yang berat? Hingga karna kata berat itulah kita harus terpelanting kedalam sebuah keterpurukan. Dan apakah karna keterpurukan tersebut kita merasa ada yang berubah di diri kita sendiri ataukah di orang-orang terkasih yang ada di sekeliling kita? Hingga untuk saat ini kita merasa kurang nyaman menjalani sisa hidup yang ada. Tak senyaman seperti ketika kita menjalani hidup saat sebelum keterpurukan tersebut menghampiri kita.

Memang, setiap manusia di dunia ini pastilah pernah ataupun sempat mengalami apa itu yang dinamakan terlempar kedalam sebuah kubang keterpurukan karna sebuah persoalan hidup. Mungkin baginya yang selalu hidup diatas persoalan-persoalan hidupnya hal tersebut tidaklah asing lagi untuk dikenalinya. Dan dari hal tersebut itulah sebuah perubahan terjadi padanya. Entah itu perubahan besar-besaran ataukah perubahan yang amat sangatlah sedikit sekali pada dirinya sendiri ataupun pada orang-orang terkasih di dekatnya. Dan usia sang perubahan itu sendiri biasanya akan bertahan dalam dirinya ada untuk sementara waktu itu, ataupun benar-benar ada untuk selamanya menjadi penetap tetap di sisa hidupnya yang masih ada kini.

Seperti apakah perubahan yang dimaksud itu? Sebuah keterpurukan ternyata bisa membawa kita berubah menjadi orang lain yang amat asing bagi kita sendiri ataupun bagi orang-orang terkasih yang telah dengan begitu baiknya mengenal kita. Dan buah dari perubahan itu sendiri ternyata terbibit dari tiga hal yang mendasarinya. Dan tiga hal itu tak lain adalah sikap kita sendiri dalam menghadapi keterpurukan tersebut. Dan tiga hal tersebut adalah;

1. Lemah.

Bagi kita yang lemah, akan menjadi orang lain yang lebih menyebalkan daripada sebelum-sebelumnya, dalam kelemahannya tersebut.

2. Tegar.

Bagi kita yang tegar, akan menjadi orang lain yang lebih pasrah daripada sebelum-sebelumnya, dalam ketegarannya tersebut.

3. Dewasa.

Bagi kita yang dewasa, akan menjadi orang lain yang lebih baik daripada sebelum-sebelumnya, dalam kedewasaannya tersebut.

Dari sana, apakah sekarang kita merasa sempat ataupun tengah menjalani salah satu darinya? Ataukah dari diantara mereka orang-orang terkasih yang berada di sekeliling kita ada yang tengah menjalaninya?

Katakanlah kepada mereka tersebut atau setidaknya kepada diri kita sendiri yang utama. Seperti apa yang selalu dinyanyikan oleh mereka orang-orang bijak pada umumnya; bahwa hidup itu untuk belajar. Maka kini jadikanlah sebuah keterpurukan itu sebagai pelajaran bagi kita tuk menghadapi hari esok! Karna sesungguhnya dari hal itupulalah kita bisa mendewasakan hidup kita. (sh)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun