Memejam tlah memejam mata dan hati ini demi yang terbaik. Maka sakit lah tiada taranya yang didapati ketika terengkuh sujud dalam peluk pengorbanan.
Laksana binatang tak berotak. Pengorbanan begitu tak usai menghimpit napas hati. Meski sakit mengapa harus kembali berkorban cinta. Tak ada otak kah dalam cinta...
Ini lah dedikasi tinggi sang cinta kawan. Engkau katakan ini sebuah kebodohan hati yang diperbudak cinta. Namun bagi hati inilah sejatinya cinta sejati.
Tengok lah sebentar mereka orang tua yang menyayangi anak sang pemabuk banyak diluar sana. Berhentikah beliau mencintai si anak durhaka itu. Apakah beliau tengah diperbudak sang cinta.
Tidak kawan. Tidak.... Inilah eksistensi sejatinya sang cinta dalam dedikasinya yang tinggi itu.
Cinta yang benar lah yang tengah dikatakan sang kumbang cacat tak bersayap ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI