Mohon tunggu...
Arif JMSH
Arif JMSH Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebaris Doa Tentangnya

5 Mei 2012   18:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_179446" align="alignleft" width="300" caption="JMSH Words"][/caption] Sang indah yang gagah dalam mengusai segenap rasa hati yang dimiliki diri. Sang rindu yang berdiri setia disetiap kitaran waktu yang selalu tak urung tamui taman hati. Hingga sang manis yang tulus cantikan segenap rasa yang ada dihamparan padang hati ini. Mereka memeluk erat hari-hariku diatas sebuah bukit kebahagian yang berpayungkan luasnya cakrawala ketulusan yang selalu tak henti mencurahkan segala kebaikan-kebaikan dari sang cinta. Dan tiada seorang pun diantara mereka para orang-orang terkasih yang terkasihi hati ini selain dirinya sang kekasih hati yang kedudukannya paling utama didalam hati ini lah yang telah mengadakan segenap keindahan cinta itu tuk masuk ke dalam hidupku ini. Yang adanya kini tengah manis kurasai sepenuh maknanya yang baik yang kini mendiami hati ini. Tuhan... perhatikan lah aku... aku yang selalu percayai bahwasanya engkau tengah memperhatikanku ini. Dengarkan lah doaku... aku yang selalu percayai sesungguhnya engkau tengah mendengarkan suara hati yang berbingkai sebentuk doa serta berkanvas sebuah asa ini. Wahai engkau Sang Maha Pemilik sejatinya sang cinta... kumohonkan tulus padamu... dekatkan lah hatinya selalu disamping hatiku ini. Sedekat engkau tempatkan sang udara dan sang awan di ruang kosong antara dunia mereka sang langit dan sang bumi disana. Sandingkan lah dirinya tuk tetap setia berdiri mencintaiku. Sesetia para pepohonan yang mencintai tanah tempatnya berdiri. Yang hidup dan matinya tak lepas dari tanah pijakannya sang kekasih baginya tersebut. Wahai engkau Sang Maha Pemilik sejatinya sang cinta... tuntun lah cinta ini dibawah naungan namamu yang amat sangat indah itu. Biarkan lah malaikat-malaikat kebaikanmu itu mengawal jalan cerita cinta yang tengah kami bangun ini. Dan senangkan lah kami ini sesenang mereka yang tulus berjalan dijalanmu itu. Dan bahagiakan lah kami ini sebahagia kekasihmu yang bergelimpangan cintamu yang kini telah kau tempatkan di taman firdaus itu disana. Wahai engkau Sang Maha Pemilik sejatinya sang cinta.... Laksana doa-doa sang bunda yang selalu menjadi sebentuk kebaikan yang abadi bagi kelangsungan hidup anak-cucunya beserta semua keturunan-keturunannya sekalian yang akan berdiri dimasa depannya kelak disana. Jadikan lah barisan untaian kata biasa yang sederhana yang penuh berisi tentangnya ini berubah menjadi sekawanan udara kebaikan yang abadi bagi kelangsungan tali-temali cinta kami ini....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun